Senja kali ini kuhabiskan dengan memandang sunset dipantai Selatan. Bersama hati yang cukup tersakiti, ku genggam pasir disekitarku dan ku lempar. Semuanya sia-sia, layaknya aku membuang pasir ini. Sekuat apapun aku melempar pasir pasti tidak akan bisa terlempar dengan jauh. Seperti itu pula hatiku saat ini, berharap semua rasa sakit dihati ini bisa menghilang dan pergi hanya dengan satu kejapan mata. Tapi nyatanya, meski aku telah melupakan semua kenangan itu, tapi rasa sesak didada ini semakin kuat bersama bergulirnya waktu. “lupakan aku, aku bukan orang yang terbaik untukmu” sepengggal kalimat yang selalu kuingat dari dirinya. Senyum manisnya saat mengatakan kalimat tersebut seakan-akan mengisyaratkan “aku bahagia tanpamu”. Mungkin saat itu aku tidak berfikir bahwa dia benar-benar meninggalkanku. Aku tersenyum dan menggenggam jemarinya “jangan main-main” ucapku dengan hati bergetar merasakan sakit hati ini. Dia terdiam, membisu entah apa yang ada dibenaknya. Namun sejurus kemudian munculah sosok lelaki mendekatiku dan dirinya. Lalu lelaki itu membawa sosok perempuan yang amat ku sayangi. Ingin sekali aku mencegahnya. Tapi aku sadar, itu pilihan dia dan itu hak dia. Aku hanya tokoh figuran dalam cerita hidupnya. Namun dia adalah tokoh utama dalam hidupku. Tanpa dia hidupku tidak akan berkesan apa-apa. bagai kertas tanpa pensil, kosong dan kosong.
++WAIT CONTINUE++
Post a Comment