sukma w.
Sore ini taman kota cukup sepi. Mungkin karena mendung yang membawa hawa dingin atau mungkin juga karena Kamis sore.
            Alini duduk disalah satu kursi yang terletak disudut taman. Ia baru saja pulang dari kampus, terlihat dari banyaknya buku yang bertengger disampingnya.
            Seorang perempuan berjalan mendekati Alini, “kamu Alini kan?”
            Alini mendongak, ia sedikit memincingkan matanya. Mengalihkan pandangan dari laptopnya, “iya..”
            Perempuan itu tersenyum, “masih inget aku?”
            Dari nada suaranya dapat dipastikan perempuan itu sangat senang bertemu dengan Alini. Isyarat matanya memancarkan kerinduan.
            Alini memutar memori otaknya, sungguh ia tidak ingin mengecewakan perempuan itu. Namun sepertinya ia tetap tidak menemukan jawaban yang ia cari. Ia pun menggelengkan kepalanya dengan lemah.
            “aku Nadiva, jangan bilang tetep ngga inget.” Ucap perempuan yang bernama Nadiva sembari duduk disamping Alini.
            Alini menatap Nadiva tak percaya, “Yaampun! Sorry sorry kamu beda banget tau.”
            Nadiva tersenyum kecut, “semua orang bilang gitu, padahal kan Cuma fisik aja yang agak berubah. Tapi suara sama sifatku kan tetep sama.”
            “haha iya iya percaya dehh,” Alini mengamati Nadiva, “btw sekarang kamu sama siapa?”
            “masih kayak dulu, sama Evan.” Sahut Nadiva malu-malu.
            “Kita udah 4 tahun pisah dari lulus SMA dan kamu udah pacaran dari kelas XI, berarti….” Alini berfikir sebentar, “udah 6 tahun dong?”
            Nadiva mengangguk.
            “Hebat dehh, oh ya sekarang kamu kuliah dimana?”
            “Trisakti, kamu?”
            “UI, kalo Evan dimana?”
            “STMIK,” sahut Nadiva
            “sorry lama ya sayang,” ucap seorang lelaki bersama dua anak perempuan berseragam biru putih.
            “emmmm ini pasti Evan,” seru Alini
            Orang yang dipanggil Evan menengok lalu tersenyum, “Alini yaa?” Tanya Evan bersemangat, “eh kenalin ini sepupuku, baru kelas 8.”
            “Hay aku Alini,” sapa Alini sembari mengulurkan tangannya.
            “Aku Rora,”
            “Aku Vika,”
            Alini mengelus rambut Rora dan Vika, “Cantiknya..”
            “makasihh, kakak juga cantik” sahut Vika
            “iya, pacarnya siapa kak?” tanya Rora
            Evan mendelik, “Rora yang sopan.”
            Alini tersenyum, “Lagi kosong nih, cariin dong”
            “Gampang, temen Rora keren-keren loh,”
            “temen-temen Vika juga ngga kalah keren kok,”
            “Hussh mana mau kak Alini sama temen-temen kamu,” ujar Evan
            Vika dan Rora tersenyum menunjukan deretan gigi putihnya.
            “Tapi Lin, serius kamu ngga punya pacar?” sambung Nadiva
            “bukan ngga punya, tapi belum.” Ucap Alini membela diri.
“iya gitu deh maksudnya,”
“kenapa ngga cari kak?” tanya Vika
“Cinta itu kan ngga bisa dipaksa. Cinta ngga pakai kenapa dan karena, cinta cukup cinta. Tanpa syarat tanpa alasan,” komentar Evan
“Anak kecil kkok diajari cinta-cintaan,” sahut Nadiva
“Vika itu udah punya pacar loh kak, itu yang rumahnya diujung gang.” Ucap Rora yang langsung mendapat jitakan dari Vika.
“awwww kalo ngga dianggep ntar pacarnya ilang loh,” goda Rora
Vika cemberut, “kakakkk pulang yuk..”
“Lin…” panggil nadiva
Alini tersenyum tipis, “Aku masih nunggu dia,”
“yaudah kita mo pulang dulu nih Lin, dah sore..” kata Evan
“Iya hati-hati ya kalian..” sahut Alini sembari berdiri dari duduknya.
Roar dan Vika sudah masuk kedalam mobil, sementara Evan dan Nadiva masih berjalan sekitar 2 meter dari tempat alini berdiri.
            Tiba-tiba saja Nadiva berbalik lalu berkata dengan senyuman khasnya, “ada perasaan yang harus diperjuangkan, ada perasan yang harus diakhiri. Semua ada batasnnya.” Setelah mengatakan itu Nadiva kembali melanjutkan berjalan menuju mobil.

Kini tinggalah Alini sendiri, ia duduk ditempatnya semula. Pertemuan dengan sahabat lamanya membuat ia sadar akan sesuatu. Selama ini ia terlalu sabar menunggu, terlalu lama berharap.
“Aku berharap bisa melupakanmu, seperti aku melupakan apa yang telah aku pelajari sebelum ujian,” lirih Alini
Memikirkan masa lalu ternyata bisa membuat dehidrasi. Alini memasukan laptopnya kedalam tas, ia bermaksud mencari minum sekedar menghilangkan hausnya. Namun sebelum ia sempat beranjak, sebotol air mineral telah berada tepat didepannya.
“haus kan? Nih minum..” ucap sang pemilik botol tersebut.
Alini mendongak, penasaran dengan orang yang berbaik hati memberinya minum.
‘Deg’
Jantung Alini terasa berhenti berdetak, entah apa yang ia rasakan. Antar marah, kaget, rindu, membaur menjadi satu.
“Devin..” hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Alini.
Orang yang bernma Devin tersenyum, “Ambil,” ucapnya sembari menarik tangan Alini kemudian menggenggamkan botolnya pada tangan kanan Alini.
Alini membisu, menatap botol yang ada pada genggaman tanganya. Kemudian ia meletakan botol itu dikursi dan beralih menatap Devin. Tanganya terangkat seakan hendak memeluk pemuda dihadapanya. Namun ia urungkan ketika mengingat kenyataan.
“Alini..” Devin menyentuh pundak Alini
Alini membuang muka, menatap lampu-lampu yang mulai dinyalakan pertanda hari mulai gelap.
“Aku lupa, kalo status kita hanya teman, tapi kalo aku mencintaimu apa salahnya?” ucap Alini seakan pada dirinya sendiri.
Devin terdiam, ia memilih duduk disamping Alini. Kepalanya ia tengadahkan keatas dengan mata terpejam, seakan menahan air mata.
“Beritau aku cara tercepat untuk melupakanmu, cara termudah untuk berhenti merindukanmu,” suara Alini mulai terdengar parau.
Perlahan Devin menatap Alini, “sampai saat ini kamu mungkin belum menyadari, bahwa kita hanyalah sepasang tangan yang ingin saling menggenggam, saling berpasangan.”
Tangis Alini semakin menjadi, dadanya terasa sesak. Rindu yang selama ini ia pendam sendiri telah ia tumpahkan semuanya.
“Bahuku tempat untuk bersandar, kapanpun kamu mau.” Ucap Devin. Ia menarik kepala Alini untuk bersandar dibahunya, sekedar untuk membagi rasa sakit yang selama ini perempuan itu rasakan.
“Maaf dulu aku terlalu percaya dengan omongan orang, sampai aku harus ninggalin kamu sendiri.”
Alini terus menangis, sementara Devin bercerita sembari mengelus rambut Alini, “Tapi sekarang aku kembali, kembali untuk memiliki hatimu lagi.”
Tangis Alini mulai mereda, ia seakan bermimpi, bertemu dengan orang yang selama ini singgah dihatinya.
“Will you be my girl friend?” ucap Devin
Seketika tubuh Alini membeku, ini adalah saat yang ia tunggu, yang selama ini ia harapkan. Jantungnya berdegup lebih cepat, seakan banyak kembang api didalamnya.
Dengan malu-malu Alini mengangguk sebagai jawabannya. Sementara Devin tersenyum dengan beribu-ribu bahagia.
Tak ada kata, tak ada suara. Hanya hati yang saling mengerti.

THE_END


@DearestSukma
©SukmaGR34T


sukma w.
Nyari kuliahan itu ternyata gampang-gampang susah.
Saya mau ngeshare perjalanan yang menyakitkan sekaligus mengesankan. Kenapa menyakitkan? Ditolak. Bayangin deh, yang namanya ditolak pasti sakit kan? bagian mana yang mengesankan? Karena merasakan sakit. Tanpa rasa sakit, hidup itu hambar. Kayak sayur tanpa garam. Gitu-gitu doang.
Ini bakal panjang banget deh kayaknya, nanti bakal tak kasih pict juga deh..


SNMPTN  (Mei 2014)
Ahh siapa sih yang ngga ngerti SNMPTN, jalur yang paling enak ini pasti diminatin dan diharapkan nyaris seluruh siswa. paling enak? Iya, udah daftarnya gratis, gaperlu pake tes, gaperlu ribet ini itu. Trus biasanya dapet UKTnya juga lebih murah.
Aku daftar? Iya dong. Tapi ngga lolos, salah sendiri sih milih jurusan ketinggian. Hihi malu sendiri kalo ditanyain gitu, padahal ya nilai Biologi itu nyaris semua ngga beda jauh malah sama kayak KKM, ehh bunuh diri banget ngambil Kedokteran UI. Iya Kedokteran UI padahal nilai saya Cuma gini-gini :3





Oiya katanya penilain SNMPTN itu ngga Cuma dari nilai raport aja, tapi alumni, akreditasi sekolah, sejarah prestasi sekolah, dan langganan. Biasanya univ itu ngambil anak dari sekolah yang biasa diambil, missal univ A biasa ngambil 10% dari sekolahmu. Biasanya taun depan juga bakalan gitu. Jadi apalin aja langganan sekolamu itu univ mana, ambil deh. Kalo jodoh insyallah lolos kok.

SBMPTN (17 Juni 2014)
Judulnya pantang menyerah buat dapetin PTN, yaudah ikut deh itu SBMPTN. Katanya sih ini jalur yang paling bergengsi karena ada usahanya, ngga Cuma duduk diem ngandelin almamater sekolah. Lagipula bobot soal SBMPTN itu tinggi, lebih rumit dari UN. Setara kuliahan gitu katanya.
Yaudah si yah aku ikutan aja, udah diceritain juga kan perjalanannya disini.


USM STAN  (29 Juni 2014)
Mencoba keberuntungan lagi disini. Kali ini sekolah ikatan dinas. Kampus yang diidam-idamkan puluh ribuan siswa. Hiperbola banget? Ngga, kenyataannya satu kampus ini emang puluh ribuan kok yang daftar. Karena Predikat ikatan dinas, lulus langsung CPNS di kementrian Keuangan, dan selama kuliah itu gratis cukup bikin semua orang mengelu-elukan kampus ini.
Cerita saya ada disini.

UMBPTN (3 Agustus 2014)
Yayaya ngga lolos lagi, tetep semangat nyari PTN. Ini jalur mandiri. Jalur terakhir. UMBPT diikuti dari 11 PTN dan 8 PTS *kalo ngga salah* salah satu PTN inceran itu UNS, jadi ikutan deh ini. Bayarnya 350rb bisa milih 5prodi/PTN/S.
         Waktu itu saya milih tesnya di Purwokerto, alesannya jelas karena deket. Tesnya kan diadain tanggal 3 Agustus. Jadi baru sekitar H+6 lebaran gitu deh yah. Jadi jalan masih macet. Niatnya kan tanggal 2 mau berangkat ke Purwokerto bareng temen-temen naik bis. Tapi berhubung macetnya ngga wajar, jadi pada dianterin deh.
         Belum nyeritain soal UMB jadi mau tak certain perjalanannya nih.
         Saya jadinya ikut sama Bu Lik, Pak Lik sekeluarga naik mobil. Sekalian mereka juga mau mudik ke purwokerto. Sebenernya tadinya mau numpang dikosan mba sepupu yang kuliah di unsoed, toh saya tesnya disitu. Tapi katanya mba kunci kosnya dibawa temen yang lagi liburan. Trus mba nawarin buat ikutan daftar di HMK Unsoed itu komunitas temen-temen kebumen yang di Unsoed gitu katanya. Yaudah ya saya sama temen-temen ikut daftar aja.
         Tadinya sih bu Lik nawarin buat nginep di rumahnya aja, toh rumahnya di Purwokerto. Tapi tetangga sebelah kan lagi mau ngadain acara wayang pas tanggal 2 itu, jadi takutnya besok tes ngga bisa bobo. Lagipula enakan juga bareng temen-temen lah ya, bisa sharing-sharing juga tentang tes besok. Jadi yaudah aku nginep di HMK gitu.
         Trus waktu dari rumah bu Lik mau ke HMK sayanya dianterin sama mba sepupu yang satu lagi, kuliah di UMP. Tadinya juga mau ditawarin nginep dikosannya tapi kosannya dikunci gara-gara pemilik kosnya lagi mudik. Saya dianternya naik motor sekalian liat lokasi tes di Unsoed. Huhuhu kadang rasanya pingin punya kakak biar bisa nganter-nganter saya kemana-mana gitu :3 tapi ya mau gimana lagi.
         Di HMK juga sempet pindah kamar gara-gara temen saya pada dibawah, sayanya dilantai 2. Pindah deh, hehe konyol deh. Disitu ngga gitu betah lah, masa abis magrib udah pingin pulang. Abisnya tempatnya sepi. Saya sukanya yang rame, kayak di jogja gitu.
         Yaudasi apa ya yangmo tak certain. Pokoknya disana biasa aja gitu deh.

SM UNY Prestasi (25 Juli 2014)
Harusnya ditulis diatas tapi karena ini ngga penting-penting banget jadi tak sempilin disini aja. Toh ngga ada pengalamannya gitu. Cuma bayar-bayar aja sih -,-”
##
Oiya selama tes-tes di Negri gitu kan saya disuruh milih PGSD. Jurusan yang lagi booming sekarang. Bayangin aja, nerimanya Cuma berapa puluh. Yang daftar ribuan. Panteslah kalo sayanya langsung ditendang. Mana kalo PGSD tesnya ips, padahal MPC MPS aja ngga mudeng. Yaudah deh pasrah, lagian ibu saya udah maniac banget sama PGSD.
Nahh pas lebaran gitu kan sodara-sodara jauh dekat merapat mendekat. Semuanya pada nanya, “Kuliah dimana?” “Lanjutin dimana?” saat itu rasanya saya pingin masuk kedalam perut bumi.
Bingung, galau, sedih, malu. Mau jawab apa aku? Anak mereka pada diterima disana sini, nah saya?
Trus sodara pada nyaranin masuk ke kesehatan gitu. Tapikan udah lebaran takutnya udah pada tutup tuh pendaftarannya. Jadilah saya searhing di google tentang prodi satu ini. Kalo di PTN adanya di UI, Unair, Udayana, Unhas, ya gitu-gitu pokoknya yang jauh-jauh. Makanya trus nyari di PTS, tadinya pingin di jogja aja yang deket. Tapi kok univnya kurang meyakinkan, jadilah pilihan terdekat di Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, berdasarkan hasil searching di google univ ini adalah PTS terbaik di Jawa Tengah. Dan ikut 10 besar terbaik di Indonesia.


ODS (4 Agustus 2014)
Tanggal 3 Agustus kan tes UMB, malemnya pulang. Paginya langsung deh cuss ke Jogja sama mba dan mas sepupu. Waktu itu kan hari senin, nah mas sepupu itu adeknya mba sepupu, jadi saya nebeng gitu ceritanya. Mas sepupu kan besok selasanya ada acara gitu di UNY, nah mba sepupu niatnya mo nganterin saya daftar di UMS gitu. Berhubung solo iku jauh, jadi malem selasanya kita bobo dulu di kosannya mas sepupu.
Paginya baru deh meluncur kesolo. Sebenernya saya ngga ngerti bedanya solo sama Surakarta. Katanya sama, tapi ada yang bilang beda. Entahlah.
Waktu itu sekitar jam 9 lebih dikit aku nyampe UMS, perjalanannya gausah diceritain yak karena saya tidur dan mba sepupu nyetir plus nyari jalan sendiri. Hihihi maaf. Trus antri buat ndaftar. Antri buat bayar pendaftaran. Trus antri lagi buat cek kesehatan. Itu masa cek kesehatan antri dari pagi ehh jam 2 kurang dikit baru dipanggil. Yaudah trus antri lagi buat tes.
Kalo biasanya kursi panas, ini kursi dingin. Serius didalem ruangan tes dingin banget :3 biasanya lagi udara panas aja kaki saya sedingin es, apalagi ini. Saya kepikiran apa jangan-jangan kaki saya ini jodohnya tangannya elsa di film frozen yak :o *mulai ngaco*
Soalnya ada 50. Waktunya sejam. Jebrettt keluar hasilnya. Skor saya Cuma 46, padahal minimal harus nyampe skor 54. 4 nomer lagi. Geregetan rasanya. Trus si mba yang ngawasin bilang, kalo mau ngambil biologi, vokasi alat berat, sama teknik apa gitu skor saya masuk. Tapikan saya lagi ngga pingin prodi itu.
RASANYA TUH KAYAK SAYA NEMBAK KAKAKNYA, EHH MALAH DITAWARIN ADEKNYA. Sakitnya tuh disini.
Yaudah saya pulang jam 4 lebih gitu. Saya galau. Udah dari sananya saya kurang hobi makan, eh ditambah insiden tolak menolak, tambah ngga napsu makan deh.
Rasanya Remuk. Ancur. Prustasi. Depresi. Pingin rasanya teriak ‘pohon toge mana woy, mau gantung diri nih’.
Kan katanya daftar di UMS boleh berkali-kali. Mba sepupu nawarin mo nemenin saya kalo mau daftar lagi. Tapi rasanya hati saya udah ancur. Jadi Cuma nggeleng aja. Saya takut. Takut bakal gagal lagi. Takut ngecewain orang yang udah berharap dari saya. Apalagi si mba, udah dibela-belain nganterin saya, eh sayanya gini. Rasanya ngga enak gitu, ngerasa bersalah. Ke ibu juga, udah banyak banget ngeluarin uang buat daftar ini itu eh taunya saya bego banget gini. Malu. Malu banget sama diri sendiri.
Senengnya sih waktu itu banyak jalan-jalan di Jogja, diajak muter-muter. Saya jadi ngerasa ngrepotin kuadrat gitu lah. Trus ya pas hari rabunya pulang.

SM UNY Utul (10 Agustus 2014)
Nah waktu itu kan saya inget udah bayar 200rb buat daftar UM UNY, makanya saya kemaren belom mau tes UMSnya lagi. Waktu itu sih berangkat naik kereta sama temen-temen. Ehh temenku ada yang telat dateng, janjian jam 7 dateng jam 8 kurang dikit. Mana keretanya di kutoarjo berangkat jam 9 pula. Yaudahya kita Cuma berharap sopirnya ngga lagi galau.
Nyampe kutoarjo itu jam 9 lebih dikit. Kita lari-lari kestasiunnya. Selang 3 menit kita naik, kereta jalan. Didalem penuhh banget. Yaudah kita lesehan dibawah.
         Stasiun yang deket UNY itu kan dilempuyangan, jadilah aku sama temen-temen turun disitu. Oiya saya sama mba noni, mba rimas, mba fefe, sama mas imam. Kalo mas imamnya dia udah mahasiswa. Jadi kita sekalian punya guide gitu deh. Tadinya kan kita mau nebeng dikosan kakak kelas, tapi rasa-rasanya ngga enak kalo nebeng. Pengalaman, kalo nebeng nginep itu yang ada malah jadi penjajah. Hehe jadi yang punya kamar malah yang ke usir. Jadi ya aku sama mba noni dan mba rimas nyari kost harian.
         Waktu itukan aku nyari di google pake keyword kost harian dekat UNY UGM gitu. Ehh nemu, bayarnya 150rb/2org atau 180/3org. mba fefe jadinya nginep dikostan alumni, dan kita bertiga dikostan itu. Pas udah nyampe di UNY kita nyari lokasi tes dulu. Muter-muter gitu lah. Setelah nemuin semua lokasi kita duduk dulu dimushala belakang rektorat FT. abis itu kita jalan ke kostan yang udah dipesen.


         Berbekalkan petunjuk lewat sms kita datengin tuh kostan. Didepan rumah ada tulisannya ‘Kost Cowok’ kita semua bengong didepan rumah itu. Tiba-tiba mba yang punya kost keluar trus nanyain gitu, yaudah kita naik kelantai 2 buat cek kamar. Ini ada pict nya kok, menurut saya keren kok ini kostan.


Oiya aku baru nyadar kalo pas UMB itu juga nginepnya di kost.an cowok, trus pas dikostan mas sepupu juga kostan cowok, eh pas SM UNY dikostan cowok juga. Konyol rasanya.

         Sorenya kita jalan-jalan di UNY sambil liat orang latian PBB gitu. Trus disitu banyak banget yang jualan soal-soal SM UNY, kita juga ditawarin itu soal. Harganya? 100rb.an -,-” yo nda jadi beli lah. Trus ngeliat segerombolan mas-mas lewat dan ditawarin soal juga. Dengan santainya ngejawab ‘kita mahasiswa sini’ #jlebbb banget.

         Paginya kita berangkat jam 6.an langsung cuss ke UNY. Abis itu jam 3.15 kan udah kelar. Aku sama mba noni kan tesnya Cuma beda ruang tapi masih satu fakultas, makanya kita pulang bareng. Ehh pas kita udah nyampe kostan, mba rimasnya bilang kalo dia lupa jalan kekostan. Kita pun ketawa, yaudah kita sms.in rute-rutenya termasuk alamatnya. Eh malah katanya udah capek banget gitu. Karena ngga mau salah satu temen kita pingsan ditengah jalan, aku sama mba noni pun nyamperin ke UNY.
         Tiba-tiba mba rimas sms katanya lagi jalan ke FIS padahal udah tak suruh nunggu di rektorat utama. Soalnya kita jalan lewat pinggir jalan raya bukan dalem kampus. Ehh pas udah nyampe FIS udah sepi, pas jalan nyampe mushala belakang rektorat liat mba rimas lagi bediri. Kita pun nyamperin sambil ketawa. “Mana FISnya? Ini mushala”
         Abis itu kita jalan lagi, niatnya mo ke Malioboro. Pada mau beli oleh-oleh gitu ceritanya. Kan kita niatnya mo nginep 2 malem. Di malio Cuma bentar, jalan di mall malioboro juga, abis itu pulang naik trans muter-muternya lamaaaa banget. Rasanya pingin lari aja, udah enek naik transnya. Nyampe kostan sekitar jam 9an, itu gara-gara transnya lama muter-muter. Coba kalo ngga pasti cepet nyampe deh. Dikostan kita ngga langsung bobo malah nonton TV dulu :D
         Paginya aku minta ditemenin mba noni buat tes di UMS lagi, kali ini berangkat jam 9an, nyampe sana pas istirahat sekitar jam 12an. Sambil nunggu gitu ada yang ngajak ngobrol. Dia orang Kalimantan, katanya udah daftar 3 kali yang berarti udah tes nyaris 9 kali dan udah ngeluarin uang sampe 600rb. Dia katanya juga ketemu anak yang udah daftar sampe 4 kali gitu. Yaudah trus saya dipanggil sama mas-mas yang kalo menurut pendapat saya dan mba noni itu bisa buat cuci tangan, ehh cuci mata ding.
         Masuk ruangan, ngerjain soal. Jebret.. 42. Syokk. Remuk. Ancur. GUE DITOLAK PTS WOYYY. Saya linglung. Pasrah. Mba noni nanya, “gimana?” saya Cuma senyum tipis sambil nggeleng “gagal”. Dia nanya juga mau ndaftar lagi ngga. Tapi saya bener-bener lagi ancur, remuk. Jadi saya bilang ngga. Saya udah sms ke mama bilang “Ma td udah tes. Gagal. Udah ya, jangan nyuruh tes lagi. Aku udh pusing.”
         Trus kita pulang naik kereta. Aku lagi badmood banget rasanya ngga pingin ngapa-ngapain. Sakit. Sakittt banget. Nyampe rumah sekitar jam 10an. Langsung searching univ swasta. Waktu itu nemu Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), sama Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST). Tadinya kepikiran mo daftar di Sanata Dharma (USD), tapi ternyata udah tutup.  Trus liat webnya UAD ada pendaftaran yang jalur raport. Syaratnya legalisir raport sama bikin surat keterangan sehat. Yaudah ya hari Selasanya (12 Agst) aku kesekolah sekalian ngambil Ijazah sama ngelegalisir, abis itu ke Pejagoan bikin surat sehat.


Yaudah ya pulangnya aku langsung ngirim email ke UAD nya, sambil nanya-nanya gitu. Oiya sebelumnya juga haruis bayar 200rb gitu. Setelah itu discan semua datanya trus tak kirim lewat email.


         Abis itu saya nyari-nyari inpo tentang UST, karena ngga mudeng saya pun ngirim email. Dan dijawab.


Karena UPY aku udah nemu CPnya jadi udah agak ayem gitu, niatnya hari kamis bakal berangkat ke UPY.
Nahh hari rabunya saya ngambil hasil legalisiran. Rencananya hari kamis pagi cuss ke UPY trus lanjut ke UMS, nginep semalem trus tes, kalo ngga lolos mau langsung ke UST. Itu rencana awal. Saya juga udah sms ke mama minta doa restu plus minta ijin make uang :3
Tapi kamis paginya saya berubah pikiran, saya ngga jadi ke UPY tapi langsung cuss ke UMS. Saya inget orang Kalimantan yang udah tes berkali-kali. “Yang jauh aja punya semangat, masa saya yang notabenenya masih satu provinsi udah loyo.” Saya mikir lagi.
‘Dunia ngga akan berenti berputar, meski saya menyerah. Yang ada saya semakin tertinggal jauh’
Kata-kata buatan saya yang udah tak share di facebook dan lebih detail lagi di twitter cukup menggertakkan diri saya sendiri.
Dengan beribu-ribu tekad, saya berangkat naik kereta sendirian ke solo. Padahal sayanya baru 2 kali ke solo, tapi Alhamdulillah ngga nyasar. Nyampe solo sekitar jam 12an, ngantri buat daftar lagi. Sekitar jam 3 barulah saya tes. Niatnya kalo emang ngga lolos lagi saya bakal nginep disolo. Saya udah searching tentang penginepan harian gitu. Yaudah saya masuk kedalem ruangan tes. Saya berdoa terus sepanjang jalan sampe duduk dikursi tes. Setelah kurang lebih satu jam ngerjain. Jebrett.. 54. Saya diem. Berdoa semoga batesnya belom naik. Dan ternyata belom. Jadi pas 54, prodi Fisioterapi. S1 dan D3 sama aja batas skornya, tapi saya ngambil yangh D3.
Akhirnya saya ngga jadi nginep, tas saya yang udah gede banget tak bawa pulang lagi. Sepanjang jalan rasanya pingin senyummmm terus. Sampe pas di halte ketemu ibu-ibu yang pas say abaca map.nya kayaknya sih dia Dosen di UMS jurusan ekonomi gitu. Tapi saya tetep senyum-senyum gajelas. Alhamdulillah banget. Akhirnya punya kampus :D



Kadang saya kepikiran, kenapa ngga dari dulu aja ngedaftar PTS, yang masih pake jalur raport. Jadi kan ngga perlu bolak balik tes, ngga perlu ngeluarin biaya buat ini itu nyampe 3 jeti Cuma buat daftar. Jadi ngerasa begonya saya. Temen-temen yang daftar lewat raport di PTS pada ketrima, padahalkan nilenya sama punyaku ya ya ya duhh sombong nih, mulai sombongnya deh. Hehe tapi serius, kadang ngerasa sayang banget gitu.
         Tapi ya namanya bukan hidup kalo sesimpel itu, hidup ya gini penuh lika liku dan  ke enggak pastian.

Sempet nyesel sih. Tapi saya mikir positif aja. Mungkin Allah pingin ngebuat aku lebih deket sama sodara-sodaraku, mungkin Allah mau biar aku lebih menjalin silaturahim. Mungkin Allah mau nunjukin kalo sodara-sodaraku dan temen-temenku itu baik. Mungkin Allah pingin tau seberapa usaha, niat, dan tekadku.
Aku percaya Allah selalu ngasih jalan yang terbaik, sekalipun kadang terasa menyakitkan.
Aku berdoa biar bisa diterima diuniversitas dan prodi yang terbaik untukku. Dan mungkin yang kemaren-kemaren itu emang bukan yang terbaik untukku :)

Jalan Allah selalu indah. Percayalah.

Nyari kampus itu kayak nyari jodoh. Kita cocok, keluarga ngga cocok. Keluarga cocok, kitanya ngga ada rasa. Begitu nembak kakaknya malah ditawarin adeknya. Memilih dan berdoa, daripada diterima trus putus ditengah jalan? Mau jadi apa? Mending dipastiin dulu aja.

Semangat untuk hari yang baru :)





‘Tuhan ku percaya Engkau pasti telah merencanakan yang terbaik’

@DearestSukma

©SukmaGreat