sukma w.
Pengaruh Kesehatan terhadap Psikologis
Oleh : Sukma Wardani
J100140035

Bagian tubuh manusia memiliki fungsi masing-masing yang digunakan untuk bertahan hidup. Namun ketika suatu bagian tubuh mulai berjalan tidak semestinya maka akan mengganggu bagian tubuh lainnya, terutama dalam bertahan hidup. Menurut WHO Kesehatan (health) diartikan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Sakit bukan merupakan keinginan atau harapan siapapun. Sakit adalah penderitaan didunia yang paling nyata, sehingga orang-orang mau melakukan apa saja agar bisa terbebas dari penyakit. Mereka rela menukar apapun demi kesembuhan dan kebebasan dari rasa sakit.  Oleh sebeb itu ketika seseorang divonis suatu penyakit, biasanya respon mereka adalah ketidak siapan. Pada tahap awal ketidak siapan tersebut ditunjukan dengan rasa cemas, khawatir, dan takut. Hal tersebut masih terbilang wajar, namun jangan terlalu lama berlarut-larut dalam perasaan cemas tersebut. Sebab psikologis seseorang juga berpengaruh pada kesehatannya.
Semakin banyak pikiran akan ketakutan dan kekhawatiran, maka dapat mengakibatkan tubuhnya bertambah lemah. Sebab orang yang sedang merasakan kalut, cemas, takut, ataupun sedih cenderung kurang memiliki nafsu makan, sehingga tubuh kekurangan nutrisi. Padahal pada saat-saat ini otak sedang banyak bekerja, dan tubuh pun sedang mencoba melawan penyakit yang ada didalam tubuh. Jika tubuh tidak mendapatkan nutrisi, maka semakin sulit untuk membuat antibodi untuk menyerang penyakit.
Selain itu tubuh juga perlu berolah raga. Jika sesorang terlalu larut dalam kesedihannya dia akan lupa makan kemudian lemas. Efeknya? dia akan malas menggerakkan tubuhnya, sehingga yang dia lakukan hanyalah berbaring diatas tempat tidur. Padahal hal tersebut sangat tidak dianjurkan. Sebab tubuh juga perlu bergerak, supaya aliran darah lancar dan dapat memompa jantung dengan sempurna. Berolahraga juga memiliki manfaat untuk pemadatan tulang, sehingga tidak mudah terkena osteoporosis serta tulang tidak mudah patah.
Biasanya yang membuat banyak pikiran dikala sakit adalah ketika harus menjalani opname dirumah sakit. Saat mereka harus tinggal dalam kotak kamar yang sempit seakan membuat dunia begitu kecil dan hampa. Mereka mulai merasakan kesepian dan kekosongan, sebab dunia mereka terasa sempit, hanya beberapa orang saja yang bisa mereka temui. Lalu tidak banyak tempat yang dapat mereka kunjungi. Perasaan ini dapat menambah tekanan batin dari para pasien, oleh sebab itu sebagai seorang pasien haruslah bisa menata hati miliknya agar tidak termakan oleh suasana. Sebab kecemasan ataupun kekalutan yang berlarut-larut dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Pada tahap lebih lanjut biasanya orang yang menderita penyakit tersebut sudah mulai mengerti akan keadaan dirinya. Sehingga orang tersebut cenderung menjadi pendiam dan mulai menarik diri dari lingkungannya. Mereka mulai merasa bahwa hidup itu tidak adil, pertanyaan-pertanyaan seperti kenapa harus ia yang mengalami dan menderita sakit itu mulai hinggap dalam benaknya. Tak jarang jika orang tersebut ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Bunuh diri terjadi ketika sesorang mulai merasa tertekan dengan beban hidup yang terasa sangat berat. Biasanya seseorang yang bunuh diri adalah orang yang menderita penyakit kronis, mereka telah mengikuti berbagai jenis pengobatan namun tidak kunjung sembuh, sedang orang-orang disekitarnya  kurang memberikan perhatian. Perasaan hampa dan rasa tidak berguna yang muncul dari diri seorang penderita penyakit kronis sangat sering dialami. Ada saatnya mereka merasa sangat berbeda dengan orang lain sehingga orang-orang seakan memperlakukannya dengan berbeda pula. Sudah semestinya orang-orang terdekat dari penderita selalu memberikan dukungan, semangat, dan menguatkannya. Agar dia tidak merasa menjalani masalahnya sendirian, sehingga dia memiliki semangat untuk sembuh kembali.
Selain perasaan ingin bunuh diri, gangguan psikologi yang dialami oleh penderita penyakit yang tidak bisa menerima kenyataan yaitu stress. Stress memiliki tingkatan yang berbeda-beda, dalam tingkatan ringannya biasanya hanya ditandai dengan seringnya murung atau tertawa tanpa sebab. Pada tingkatan yang mulai parah biasanya stress ditandai dengan seringnya berbicara sendiri dan menganggap bahwa dirinya baik-baik saja.
Dampak dari kesedihan tidaklah baik bagi kondisi tubuh, bahkan bagi orang yang sehat sekalipun. Ketika merasakan sedih yang begitu dalam, tubuh pun ikut meresponnya seperti meningkatnya suhu tubuh atau justru malah sedingin es. Berpikiran negatif hanya akan memperburuk kondisi kesehatan dan memberikan dampak yang negatif pula.
Ketika sampai pada tahap akhir biasanya orang yang divonis sakit sudah mulai menerima keadaan dan kenyataan. Biasanya orang-orang pada tahap ini cenderung mulai merasa lelah dan pasrah. Mereka mulai merasa bahwa hidup ini tidaklah lama lagi, sehingga mayoritas penderita penyakit di tahap akhir lebih sabar dan lebih mendekatkan diri pada yang Maha Pencipta. Harapan mereka apapun yang terjadi saat itu adalah yang terbaik.
Sakit, siapa yang ingin sakit? Tidak ada satu orang normal pun didunia ini yang menginginkan untuk segera sakit. Jika sakit bukan suatu keinginan dari siapapun, maka  sadarlah bahwa segala penyakit itu ada obatnya. Oleh sebab itu teruslah berjuang dan berusaha agar penyakit-penyakit segera lenyap dari tubuh.  Sebenarnya semua manusia memiliki potensi untuk sakit, hanya saja cara hidup dan kebiasaan lah yang membuat keadaan berbeda.
Masing-masing orang memiliki cara-cara tersendiri dalam menjalani hari-harinya ketika mereka sakit. Sakit tidak berarti harus selalu tidur melulu, sebab jika setiap hari hanyalah tidur pikiran akan terasa sempit dan jenuh. Hal tersebut yang mendorong munculnya pikiran-pikiran negatif akan kesembuhannya. Sebaiknya orang yang sedang sakit pun perlu refreshing  untuk menyegarkan pikirannya dan supaya terbuka wawasannya sehingga mereka bisa berpikir panjang sebelum menilai ataupun bertindak sesuatu.
Pikiran dan jiwa yang sehat dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik. Jadi supaya tubuh tetap sehat selalu berpikirlah tentang hal-hal yang positif dalam hidup. Saat suatu cobaan datang berpikirlah bahwa itu hanyalah ujian yang pasti akan berlalu seiring berjalannya waktu. Percayalah bahwa hidup ini tidaklah sendiri, jangan pernah berhenti berusaha dan berharap. Sebab masih banyak orang yang mungkin akan membutuhkan kita nantinya.
Be positive! Teruslah berpikir positif, agar selalu memberikan energi-energi positif pada orang-orang disekitar kita. Terutama jika sedang berada didekat seseorang yang sedang menderita suatu penyakit. Berilah dukungan, semangat, dan pancarkan aura-aura positif dalam diri kita, supaya mereka turut merasakan energi positif tersebut.


Daftar Pustaka :

Labels: 0 comments |
sukma w.
Tema : Pengaruh Cita-Cita Terhadap Cara Belajar
Tujuan : untuk mengetahui seberapa besar usaha siswa dalam menggapai cita-citanya.

Cita-cita adalah impian yang ingin diraih seseorang dimasa yang akan datang. setiap orang memiliki mimpinya masing-masing untuk menentukan apa yang kelak ingin mereka dapatkan.  Menentukan cita-cita sebenarnya tidak mudah, kita harus melihat minat dan bakat yang kita miliki. karena dengan mengetahui minat dan bakat, semakin mudah kita tau mana yang kira-kira bisa kita raih. Agar cita-cita itu tidak hanya menjadi hayalan belaka.
Siswa SMA N 1 Karanganyar khususnya kelas XI IPA 2 sebesar  80,7% sudah memiliki cita-cita, sedangkan 16,1%nya tidak memiliki cita-cita, dan 3,2% tidak memiliki cita-cita sama sekali. siswa yang memiliki cita-cita 6,25% ingin menjadi dokter, 56,25% ingin menjadi guru, 25% berwiraswasta, dan 12,5% memiliki cita-cita lainnya.
Dalam menggapai cita-cita setiap siswa memiliki caranya masing-masing. 57,1% dengan cara tekun belajar, 22,9% dengan bermodalkan yakin dan percaya diri, 14,3% sudah optimis, sedang 5,7%nya tidak peduli. Sebenarnya keberhasilan dalam meraih cita-cita tidak ditentukan oleh belajar saja, tapi juga pengalaman. Pengalaman member kita pelajaran untuk memperbaiki yang telah terjadi. Sehingga ada 46% siswa yang memilih cita-cita karena pilihan orang tuanya. 13,5% karena nillai dibidang itu yang tertinggi, ada juga yang telah yakin sebanyak 32,4% karena keinnginan sendiri, lalu 8,1% mengikuti teman-temannya. Bagi 16,2% siswa cita-cita mereka sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki, 3,2%  menganggap tidak sesuai, 51,6% lumayan sesuai, dan 29% berpendapat sedang.
Impian tidak selalu terwujud, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi didunia ini. Ada 6,5% siswa yang yakin cita-citanya akan tercapai, 41,9% cukup yakin, 45,1% tidak terlalu yakin, dan 6,5% tidak peduli dengan cita-citanya. Sebesar 3,2% akan berputus asa jika cita-citanya tidak tercapai, 64,5% akan berusaha lagi sampai impiannya terwujud, 6,5% tidak akan melakuakan apapun, sebesar 25,8% siswa yakin bahwa kesuksesan bisa diraih dengan jalan apapun, itulah yang membuat mereka lebih memilih berganti cita-cita asalkan mendapat kesuksesan.
Sekolah mengajarkan kita untuk menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. sebanyak 3,2% telah memiliki cita-cita sejak TK, 9,7% sejak SD, 45,2% sejak SMP, lalu 41,9% sejak SMA. Motivasi adalah hal mendasar yang membuat kita melakukan sesuatu, karena kita bertindak pasti ada alasannya. Orang tua bagi 43,2% siswa adalah motivasi dalam mimilih cita-cita, 27% berasal dari teman-temannya, 24,3% dari tokoh idola, 5,4% berasal dari orang yang spesial. Menurut 29% siswa pengaruh motivasi sangatlah besar, 45,1% menyatakan memiliki pengaruh 50%, 19,4% menganggap pengaruhnya hanya 25%, sedang 6,6% merasa motivasi tidaklah berpengaruh.
Keluarga merupakan komponen terpenting dalam sikap dan pilihan siswa. Sebanyak 45,1% siswa merasa orang tuanya member dukungan  terhadap cita-cita pilihannya, 6,6% orang tua tidak memberikan dukungan, 3,2% orang tua acuh tak acuh dengan cita-cita putra putrinya, dan 45,1% orang tua biasa saja. Bentuk dukungan yang diterima 43,2% siswa dari orang tua adalah dengan memberikan fasilitas yang memadahi, 5,4% dimanjakan dengan uang, 46% siswa diikutkan bimbingan belajar oleh orang tuanya, sedang 5,4% siswa tidak diberi apapun.
Belajar adalah salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita, dengan belajar  kita menjadi selangkah lebih tau dari yang tidak belajar. Bagi sebagian orang belajar adalah kewajiban, namun tak bisa dipungkiri jika mayoritas siswa menganggap belajar adalah beban. Meski demikian pada akhirnya siswa tetap memilih belajar.
Sebanyak 19,4% siswa menggunakan waktunya selama 5 menit untuk belajar dirumah,29% selama 1 jam, 25,8% selama 2 jam, dan 25,8% siswa belajar dengan tidak menentu. Selama dirumah 62,5% memilih menggunakan kamar sebagai tempat belajar, 12,5% memilih diruang tamu, 6,2% lebih menyukai dihalaman rumah, lalu 18,8% dengan tempat yang tidak menentu. Sebanyak 6,5% siswa merasa yakin bahwa dengan cara belajar mereka dapat meraih cita-cita, 41,9% siswa cukup yakin, 45,1% siswa biasa saja, sedang6,5 % merasa tidak peduli.
Bagi 12,9% siswa dengan adanya cita-cita prestasi semakin meningkat  meningkat, 6,5% siswa menyatakan prestasinya menurun, 45,1% siswa prestasinya tetap, 35,5% merasa prestasi mereka biasa saja. Tentunya setelah cita-cita berhasil tercapai, ada beberapa hal yang ingin dilakukan. Sebanyak 15,6% siswa memilih berkeluarga, 56,2% siswa ingin membehagiakan orang tua dahulu, 15,6% siswa akan membangun rumah, 15,6% siswa memilih melakukan banyak hal sekaligus.

Dengan begitu dapat dipastikan bahwa masih banyak siswa yang memiliki cita-cita tanpa tau bagaimana cara meraihnya. 
Labels: 0 comments |
sukma w.



Semua hal yang kita lakukan di dunia ini memang membutuhkan alasan. Ada akibat, karena ada sebab.
Alasan…
Kita memiliki alasan untuk tetap hidup, untuk tersenyum, tertawa, ataupun menangis. Bahkan kita memiliki alasan untuk berteman. kita juga memiliki alasan untuk memutuskan tali pertemanan, bahkan untuk membenci.
 Saya lagi muter lagunya Bondan – RIP
Meskipun ngga ada yang meninggal, tapi rasa-rasanya ada yang hilang. Saya merasa ditinggalkan.

Dulu pas jamannya putih abu-abu, tiap hari banyak sms masuk. Tiap malem hape ngga pernah sepi.
Mulai dari yang sms buat nanyain jadwal besok, nanyain PR, nanyain ulangan, ngedoain guru biar sakit, berharap pelajaran kosong, minta kunci jawaban, ngegalauin gebetan, bikin strategi nyontek, minjem buku, nanya acara tv, ngegosipin anak kelas. Ahh bakal panjang banget kalo tak tulis disini.

Sebanyak itulah alasan kita buat smsan. Tapi rasanya miris banget, ketika alasan-alasan itu mulai hilang, dan kita ngga tau atau bahkan ngerasa ngga punya alasan buat sms sampe akhirnya udah pada lost contact.
Terakhir kemaren saya sms ke 12an orang gitu, dannnnn? Ternyata semuanya ngebales. Hebat, saya nanya tentang judul kali ini. Tentang masa-masa dulu. Kebanyakan sih jawabnya “kangen yah?” , “lagi pada sibuk mungkin” , “sama, emang” , “iya, alumni Cuma kamu yg sms.” , “kangen kamuu” , “kangen sekolah”.

Jadi semuanya sebenernya kangen, oke mungkin semua orang lagi sibuk dengan dunia mereka yang baru. Saya cuma ngerasa aneh karena hape saya sering sepi, tapi saya ngga ngerasa sepi. Iya sih, karena banyak tugas. Dan kayaknya juga itu yang lagi mereka rasain.

            Kalo inget masa sma rasanya pingin banget ngenggam waktu. Pingin rasanya berenti dalam zona nyamanku. Saat dimana ngerasa punya segalanya, saat dimana ngerasa aman.

Saya bukan siapa-siapa. Tanpa kalian saya bukan siapa-siapa. Dan dengan kalian pun saya tetap bukan siapa-siapa.
Haha nulis apaan sih ini ngga jelas banget.


Oiya ngomongin soal alasan, saya juga punya alasan tentang keberadaan saya di solo.
Iya, saya ngga tiba-tiba jatuh dari langit trus nyangkut di towernya ums. Saya juga ngga terbang trus tiba-tiba sayap saya patah di ums dan ngga bisa pulang.
Tapi saya ada disini karena saya memilih keberadaan saya disini. Iya disini. Dihatimuuuuu :3


Jujur sih awalnya ngga pernah kepikiran bakal disini, apalagi di jurusan ini. Saya dulu ngga ngerti, dan sekarang pun masih belom ngerti banget soal jurusan saya ini. Intinya saya ngejalanin aja. seperti air mengalir, kata pepatah sih gitu. Tapi saya ngerasa jurusan saya itu keren. Udah gitu doang.

Bangga sama jurusan?
Iya dong, kata orang Jawa “bebek silem, awake dhewe yo dialem”

Dulu sih sebenernya sempet searching tentang fisioterapi, soalnya sempet baca ada jurusan ginian di UI. Udah perah tak tulis kan cerita saya nembak UI disini. Sebenernya yang bikin konyol milih UI itu gara-gara saya sempet pingin masuk teknik, dan yahh ditolak berbagai pihak gitu. Orang tua, sodara, dan yah gitu. Katanya kan teknik itu berat, mulai dari fisik sampe otak diperes semua. Tadinya mau ngambil FTSL ITB, walopun ngga yakin juga bakalan lolos karena saingannya ribuaan. Trus tak ganti mau ngambil Fisika Teknik UGM yang peminatnya ngga ada separuh dari ITB. Tapi tetep aja ngga di bolehin. Biasalah kalo perempuan pasti disaraninnya jadi pendidik. Dan ngga tau kenapa rasanya males banget. Jadi ya gitu akhirnya milih UI, kata ortu sih kalo ketrima ya syukur, kalo ngga ketrima ya pantes aja lah. Konyol banget emang.
            Saya disini. Bersama anatomi fisiologi dan teman-temannya. Padahal yaaa saya dulu paling sebel sama biologi, makanya jangan nanya pelajaran biologi karena ngga ada yang nyantel di kepala saya. Kayaknya saya kena karma. Dulu waktu SMP sukanya sama sejarah, paling males sama maple IPA dan itung-itungan. Tapi SMA jadi sukaaa sama itung-itungan dan males banget apalan. Ehh sekarang malah masuk jurusan apalan spesifiknya biologi yang selama kelas 11 ulangan harian ngga pernah tuntas. Karma banget yah -___-

Saya punya alasan buat bertahan disini.
Ngambil jurusan disesuaikan sama univnya juga sih kalo buat saya. Kayak misa kalo mau ngambil kedokteran yaudah langsung aja di UI. Mau ngambil teknik, tembak aja ITB. Mau milih pendidikan, sikat tuh UNS UNY. Kalo Fisioterapi, larinya UMS. Karena fisio lahirnya di Surakarta. Kedokteran, teknik, pendidikan pastinya udah ngga asing lagi dong sama univ ternamanya. Seenggaknya univ diatas itu udah terpercaya sama bidangnya gitu sih.

            Etapi dulu saya nyante banget, sekarang juga sih tapi jangan ditiru Cuma yang udah ahli aja yang bisa ngelakuin. Jadi ya gitu jarang banget belajar, baca buku paling Cuma jam 7-8 doang, itu aja udah sambil mainan hape. Saya kasih nama itu SKS sistem kebut SEJAM.
Beruntung sih kalo rapor itu udah jadi nilai mateng, jadi ngga ada nilai dibawah 7 yang menampakkan diri. Beruntung yang kedua itu karena orang tua saya ngga pernah nuntut atas nilai saya. Berapapun hasilnya beliau bilang itu udah bagus, yang penting kamu udah berusaha. Ya saya tau saat beliau kecewa, kadang ngerasa bersalah banget sih. Kenapa Einstein bisa saya ngga? Apa karena dia jago bahasa Inggris? Tapi dia kan ngga bisa bahasa Indonesia?
            Tadinya disuruh masuk PGSD gitu, jadi kalo ulangan trus ngerasa ngga bisa kadang nanya. Ah ngapain sih belajar kayak gini, toh besok saya Cuma ngajarin “ini budi, ini kursi” atau “1+1=2” atau nyanyi-nyanyi gelang sepatu gelang. Jadi ngapain sih saya belajar sendi-sendi, sel-sel ribet gitu. Dan saya baru tau jawabannya sekarang.





@DearestSukma

©SukmaGR34T




sukma w.
Judul                   : Manage Your Heart
Penulis                 : Flacheya
Penerbit               : indiva media kreasi
Tebal                    : 190 halaman
Tahun                  : 2011
Harga                  : -

          Pribadi yang memiliki hati bersih akan selalu mengharap ridha Allah SWT ditiap-tiap apa yang ia kerjakan. Dia akan menyikapi permasalahan dengan pikiran jernih dan tenang. Dia selalu yakin bahwa dalam suka dan duka, Sang Pencipta selalu bersamanya.
Ujian bukan hanya ketika seseorang mendapatkan musibah, mendapatkan rezeki, atau ketika bahagia saja. Namun dapat dalam bentuk yang lain, misalnya ketika mendengar adanya pembicaraan ghibah atau gossip. Dengan adanya pembicaraan tersebut bagaimana responnya? Apakah terpengaruh atau tidak? Contoh bentuk ujian yang lain adalah datangnya rasa malas. Dengan adanya rasa mala situ apa yang musti kita lakukan? Dan apakah proses kita dalam menyikapi kemalasan bisa membuat diri kita lebih baik atau justru sebaliknya?

Dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang member fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya – hadits Hasan diriwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hambal dan Ad Darimi

Ketika diberi kesempatan berikhtiar mencari nafkah, jodoh, mewujudkan cita-cita, atau sebuah kesembuhan maka kita harus memperhatikan ikhtiar itu, baik dari segi niat maupun cara.
Sesungguhnya rezeki, jodoh, terwujudnya cita-cita maupun kesebuhan merupakan kehendak Allah SWT. Kalau kita dihadapkan pada berbaggai pilihan maka pilihlah jalan yang tidak menyimpang dari aturan-Nya.
          Contoh lain hal yang menyimpang yaitu mencontek saat ujian. Memang sih membahagiakan orang tua dengan nilai bagus tidaklah salah, apalagi kalian bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Tapi cara tersebut adalah ikhtiar yang curang dan jelas salah banget. Inget lho Allah Maha mengetahui dan setiap perbuatan kita dicatat oleh Malaikat. Kalau dapet nilai jelek, paling dimarahi guru dan orang tua. Setelah diomeli habis-habisan, kita juga ngga dimarahi terus kalo kita mau berubah. Nah, kalo diakhirat nanti kita nyesel juga percuma. Malah bisa-bisa lebih berat hukumannya disbanding di dunia.

          Kecantikan atau ketampanan , kekayaan dan popularitas dapat membawa kita tergiur wangi dunia. Jadi kalo ketiga poin diatas dimiliki oleh hati yang lemah iman maka pribadinya akan memiliki sedikit rasa malu, meski menggenakan pakaian yang sangat minim, mabuk-mabukan, dan bangga bila ada yang mengatakan seksi. Padahal diakhirat nanti juga ngga ditanya, kamu seksi apa ngga? Kasian tuh kulit yang saben hari dikasih lotion dan rambut yang always creambath, tapi diakhirat kecelup air mendidih. Na’udzubillah..

Sobat, pernahkah memperhatikan kecantikan or ketampanan batiniah? Apa saja yang sudah kita lakukan untuk memperindah keelokan hati? Kecantikan batiniah adalah kecantikan yang diterangi oleh nur Allah SWT. Tidak hanya hatinya namun juga lisannya, langkahnya, perbuatannya,  dan pasangkanya.

Hati yang bersih tuh ibarat ruang gelap penuh dengan cahaya. Bagi mereka yang memilikinya, yang paling terasa manis didunia adalah  manisnya dicinta dan mencintai Allah SWT, yang paling nikmat adalah kenikmatan iman dalam hati, yang paling sejuk adalah anugerah hidayah dari Allah SWT, dan yang paling membuat hati tentram adalah mengingat Allah SWT.

‘Diam bukan berarti kalah, bukan berarti tidak punya alas an mengapa bersikap seperti itu.’

Didalam diri manusia memang terdapat rasa ingin tau. Namun meskiun begitu kita harus punya kontrol diri karena tidak semua rasa ingin tau itu positif. Untuk mengetahui sungai itu dalam, kita ngga harus berenang untuk mencapai dasar sungai.

Rasulullah SAW senantiasa berwajah ceria, beliau pernah bersabda : “Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab, bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta.

          Buku ini cukup menarik, cocok buat remaja yang sukanya galau dan yang lagi menjaga hati. Banyak kalimat-kalimat yang begitu ngena dan jleb banget. Bahasanya mudah dipahami, meski ada beberapa yang dicampur antara bahasa gaul dan bahasa lisan cukup membuat risih. Tapi keseluruhan keren.
Baca buku ini bisa bikin tenang, lebih memahami diri, dan belajar menjaga hati. Banyak hikmah yang bisa diambil serta dipelajari, jangan lupa di amalkan :)

@DearestSukma
©SukmaGR34T


Labels: 0 comments |
sukma w.
Beberapa minggu yang lalu saya tes kecerdasan gitu. Sebenernya udah lama saya pingin ke psikolog buat nanya tentang diri saya. Karena saya sering ngerasa ada yang salah dalam diri saya, tapi saya ngga tau bagian mana yang salah dan bagaimana cara mengatasinya. Kadang dunia menuntut saya untuk menjadi berbagai karakter, namun saya merasa itu bukan saya. Saya ngga nyaman jika harus memasang topeng agar diterima oleh dunia, namun sepertinya dunia dan isinya ngga mau tau seperti apa bentuk rasa nyaman saya. Mereka terus memaksa saya, yang katanya agar lebih baik.
Beruntung kemarin di mata kuliah psikologi disuruh ngisi semacam angket yang isinya garis-garis. Disitu nantinya bakal dikelompokkan menjadi 4 tipe kecerdasan, yaitu Intuiting (I), Sensing (S), Thinking (T), Feeling (F). masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil tes terssebut saya adalah tipe Thinking. Dan ternyata kecerdasan itu ngga bisa diubah, tapi mereka bisa dikendalikan.
Saya mau ngejabarin apa aja sifat-sifat dari Thinking, lebih jelasnya tentang saya :D

Thinking
Ø  Selalu menggunakan pikiran
Ø Masalah : Logis
Ø Touch minded
Ø  Keras kepala
Ø  Adil
Ø  Tidak peka
Ø  Menyukai argument dan debat
Ø  Pujian formal
Ø  Tegas dan menuntut hak
Ø  Jarang bertanya
Ø  Dingin, jaga jarak
Ø  Masuk akal
Ø  Sikap seperti Pria

Dari sedikit uraian itu saya udah ngerasa agak normal.
Dulu saya sering kepikiran, kok saya kalo mau nanya missal ada sesi Tanya jawab gitu pasti saya udah nemu jawabannya sendiri. Jadi saya pingin nanya, eh tiba-tiba entah dari mana ngerasa tau jawaban dari pertanyaan saya sendiri. Kata bu dosen sih thinking itu jarang bertanya, karena ngerasa udah pinter.
Saya juga ngerasa jadi orang terlalu dingin. Waktu itu temen saya nelpon, dan saya Cuma jawab ‘iya’ ‘oh’ ‘dibawah’ ‘oke’. Setelah nutup telpon saya ngerasa, eh kok saya gini banget sih padahal temen saya itu nanyanya dengan semangat 45, kok aku cuek banget sih. Nahh ini juga, saya ngerasa terlalu cuek ke orang. Ngga peka.
Dan yang lain-lainnya saya ngerasa itu saya banget. Kadang saya pingin berubah biar bisa agak kayak manusia, tapi yaa susah.

Thinking
·       Bekerja mandiri
·       Efektif (terfokus)
·       Mengejar akurasi
·       Serius
·       Logika
·       Mengefektifkan system
·       Menalar
·       Pelajaran
·       Pandai
·       Pelit ngomong

Saya sebenernya lebih enak bekerja mandiri daripada kelompokan, tapi sekali lagi dunia selalu menuntut saya agar lebih baik, katanya.
Saya juga pelit ngomong, tapi kadang-kadang saya nyoba jadi feeling, karena dunia maunya gitu. Kadang saya berhasil. Dan kadang saya jengah sendiri, ini bukan saya.

Thinking
ü  Terorganisir dan logis
ü  Pertimbangkan sebab akibat
ü  Focus pada konsekuensi
ü  Jangan Tanya apa yang dirasakan orang thinking, tapi Tanya apa yang dipikirkan
ü  Tekankan pada aplikasi praktis
ü  Jangan mengulang
ü  Manajerialistik

Ngga tau juga apa ada orang yang bertindak tanpa mikirin sebab akibat, saya selalu mikir konsekuensi dari tiap-tiap keputusan yang saya ambil. Nah negatifnya saya jadi lama kalo ngambil keputusan, kadang kesannya PHP gitu.

Gimana ya pandangan dunia pada Thinking?
v Dingin
v Tidak perhatian
v Tidak peka
v Raja tega
v Keras kepala

Lima point diatas sangat mencerminkan saya banget. Keras kepala, kalo udah punya keputusan mau dibujuk gimana juga ujung-ujungnya sama. Raja tega? Ah dikit sih.
        Itu kan 5 point dunia ketika melihat saya, dan  pastinya itu sisi jelek dari saya. Tentunya itu jadi PR saya atau PS juga boleh, untuk mengendalikan sisi negative saya. Tentu saja supaya lebih baik. Dan yahh supaya dunia mau menerima saya.

Manusia hidup di dunia ini pastinya butuh pengakuan. Emangnya ada yang mau dianggep angin? Dateng dan pergi ngga ada yang peduliin? Pastinya semua orang ingin di lihat dunia, tapi kenapa dunia selalu banyak menuntut ya? Kadang musti jadi orang lain dulu biar di sukai dunia. Sakit emang.
Begitulah dunia, meski dia sering berkoar agar tetap menjadi diri sendiri. Nyatanya ia tetap menuntut.


@DearestSukma
©SukmaGR34T


sukma w.
Bahasa dalam arti secara umum adalah alat untuk berkomunikasi. Definisi Bahasa menurut Wibowo, dalam Walija. 1996 “Bahasa Indonesia dalam Perbincangan”. Mengungkapkan bahwa bahasa adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, peran, maksud, peranan dan pendapat kepada orang lain. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dinamis, dimana ia selalu menghasilkan kata-kata baru baik melalui penciptaan maupun serapan dari bahasa daerah. Di Indonesia sendiri memiliki banyak ragam bahasa daerah yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya masing-masing, namun keanekaragaman tersebut dapat disatukan menggunakan Bahasa Indonesia. 
Penggunaan bahasa asing disekitar kita sekarang ini sudah menjadi hal yang biasa. Mulai dari poster, pengumuman, penunjuk jalan, nama sebuah toko ataupun produk. Hal ini patut mendapatkan perhatian lebih. Sebab jika remaja dan anak-anak selalu disuguhkan dengan bahasa asing, suatu saat mereka justru akan merasa asing dengan bahasa kita sendiri. Sangat memperihatinkan bilamana warga Negara Indonesia tidak tahu tata bahasa yang benar dan tepat.
Padahal seharusnya bahasa asing hanya digunakan untuk tempat-tempat tertentu saja, bukan ditempat umum yang mayoritas masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini bertentangan sebagaimana dengan fungsi Bahasa Indonesia itu sendiri yaitu sebagai bahasa resmi kenegaraan; Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan; sebagai alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi; serta Bahasa resmi untuk kepentingan dan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional.
          Globalisasi mengubah gaya hidup sebagian orang terutama remaja. kehidupan remaja sekarang ini justru menipiskan sifat nasionalisme, dimana tidak adanya lagi semangat para pahlawan masa depan untuk membangun Bangsa. Padahal negara Indonesia terutama Bahasa Indonesia didapatkan tidak hanya dengan berdiam diri, namun dengan semangat juang yang tinggi dan ke cintaannya pada Bangsa Indonesia. Berawal dari tanggal 28 Oktober 1928 melalui Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia dikenal sebagai jati diri Bangsa.
          Faktanya remaja-remaja masa kini lebih mengedepankan bahasa asing dalam kesehariannya. Ini merupakan tantangan bagi generasi muda untuk tetap mempertahankan hakikat dari sumpah pemuda. Dalam satu kelas bias dipastikan tidak ada separuh dari mahasiswa yang hafal dengan rangkaian bunyi sumpah pemuda. Lalu akan dibawa kemanakah perjuangan para pahlawan dahulu?
          Sudah sepantasnya generasi muda melestarikan bahasa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan. Yaitu dengan cara lebih mengedepankan Bahasa Indonesia dibandingkan bahasa asing. Mulailah dengan hal-hal kecil seperti menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesui dengan tempatnya. Bahasa Indonesia, jati diri bangsa harus dilestarikan jangan sampai tergantikan  oleh bahasa asing apalagi sampai kehilangan jati diri bangsa.


Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dan tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan








sukma w.
Rasa ini menusuk, menyayat, menghunus tepat didalam hati.
Seperti air yang mendidih,
Berteriak dan menendang dalam teko kecil.
Ahh begini rasanya, menyakitkan.
Rindukah ini?
Rasa ini terlalu kuat, bagaimana menahannya?

Susah move on.
Saya punya kebiasaan susah move on.
Kalo udah sayang bakal sayanggggggg banget sama sesuatu, rasanya ngga bisa ngelepasin apalagi ngelupain.
Saya sering banget nge flashback dalem ingatan saya tentang hal-hal yang udah terjadi.
Kadang rasanya pingin nangis,
Sedih kalo nyadar masa-masa itu tuh Cuma terjadi sekali.
Ngga bakal bisa terulang dengan situasi maupun kondisi yang sama pula.
          Kadang saya ngerasa pingin menggenggam waktu, menunda sedetik dari apa yang harusnya terjadi. Atau memutar waktu, menikmati setiap detik yang ngga semua orang bisa merasakannya.
Dulu saya selalu nulis kalimat ini “Nikmatilah setiap detik yang terlewati, sebab dia ngga akan pernah kembali” saya berusaha menikmati setiap hari yang terjadi dalam hidup saya. Mensyukuri jalan yang harus saya tempuh.
          Mengenang masalalu memang menyenangkan, biasanya sebelum tidur saya sering keinget tentang kejadian masa lalu. Kalo kejadian yang menyenangkan rasanya pingin kembali lagi, tapi kalo yang menyedihkan rasanya ya bersyukur lah aku berhasil ngelalui hari-hariku yang ternyata ngga gampang.
Kesalahan itu adanya dibelakang, jangan pernah menyesali kesalahan. Meskipun menyakitkan. Sebab jika kita menyesalinya, sama aja kita udah berbuat satu kesalahan lagi yaitu penyesalan.
          Tapi yang paling menyedihkan sih perpisahan. Mulai dari perpisahan SD, SMP, SMA semuanya berakhir dengan kangen-kangenan. Nahh saya tuh bawaannya susah nerima kanyataan kali yah, missal gitu pas perpisahan SMP. Ya pinginnya ngumpul bareng temen-temen SMP mulu, tapi giliran perpisahan SMA ternyata berat juga. Iya ternyata saya juga saying sama temen-temen SMA.
Dan itu bikin saya mikir, ah kayaknya masa lalu itu emang adanya dibelakang. Rela ngga rela, ikhlas ngga ikhlas bakalan tetep terjadi. Jadi ngga seharusnya saya bertahan dibelakang sedang masa depan adanya didepan. Bukannya saya bakal ngelupain masa lalu, atau orang lama. Tapii kadarnya aja, kayaknya saya harus membuka mata lebih lebar bahwa didepan saya bakal banyak orang-orang yang nantinya akan menorehkan banyak cerita dalam hidup saya.
Sedih? Iya.
Kehilangan orang yang paling ngertiin kita apa adanya, yang tau kebiasaan kita, kesukaan kita.
Kangen? Pastinya.
Kebersamaan itu ngga sebentar, dan kalian berhasil meninggalkan segores cerita dalam hidup saya.

          Ketika rasa rindu akan masa lalu itu datang, hati pun jadi ngga tenang. Bawaannya mikirin yang dibelakang, sampe ngga liat ke depan dan takutnya ngga nyadar ada apa didepan sana. Nahh sejak itu saya bikin tulisan baru yang entah artinya apa -___- biasanya saya temple di kamar saya, twitter, bbm, atau halaman terdepan buku saya. “Be Positive! Allah always beside me” yaa cukup simple memang.
          Ingatlah bumi itu selalu berputar, siang dan malam silih berganti. Begitupun pertemuan dan perpisahan. Mewarnai hidup ini supaya lebih bermakna, lebih berkesan.


@DearestSukma

©SukmaGR34T