sukma w.

ipa or ips
cieee yang naik kelas XI semangat banget deh ngomongin IPAES nya :D
tiap buka Fb, Twitter ngebahasnya ngga jauh-jauh dari dua pilihan.
Bahasa? Sayang banget ngga ada
Broadcasting? Apalagi ini
Sempet kepikiran juga “kanapa pada kepingin masuk ipa? Emang bedanya sama ips itu apa?”
Yaaa mayoritas milihnya emang ipa, katanya si gampang buat ngelanjutin kuliah. Soalnya bisa masuk mana aja..
Ipa ke sosiologi? Boleh..
Ips ka biologi? Wahh katanya si rada-rada susah gitu.
“bagus yang mana dong?”
Dua-duanya bagus, Cuma masalah kemampuan dan kemauan aja sih..


Ngomong-ngomong naik kelas, bakal pisah deh sama temen-temen kelas X.
Ngga terasa banget deh satu tahun bareng mereka.
Susah seneng bareng, ngelakuin hal gila bareng, yaaa pokoknya semua tenteng kita deh..
Padahal nih perasaan baru sebulan yang lalu aku ikut mos.
Hufh…
Sesuatu yang indah itu cepet banget berlalu. Tapi yang menyakitkan malah terasa lamaaa banget.
Kenangan bareng X8 udah ngga bisa dijabarin lagi, baik yang masih diingat maupun yang terlupakan.
Tadinya ngerasa takut bakal kehilangan,
Tapi waktu aku ngga sengaja buka-buka diary ternyata aku pernah ngalamin keadaan ini,
Dan aku bisa melewatinya.
Naik kelas XI berarti bentar lagi naik kelas XII trus abis itu lulus,
Omygod hidup ini singkat banget sih..


Apa kabar raporku?
Emmmm, nothing special
Cuma naik satu peringkat dari yang kemarin,
Tapi Alhamdulillah deh, daripada nurun :D
Yaa aku si sadar aja, kalo yang aku dapetin itu sesuai dengan perjuanganku yang sama sekali ngga ada perjuangannya.
Aku masih sering pake SKS (sistim kebut semalam) atau bahkan satu jam. Iya ngga sampe semalem.
Aku kalo belajar itu Cuma dari jam 07.00 – 09.00 malem. Walaupun bakal ulangan 3 mapel yaa waktu belajarku itu aja, itupun disambi main hp -,-

Waktu aku nanya ke temen-temen katanya tuh mereka tiap hari belajar. Udah gitunkalo mau ulangan jam 02 pagi selalu bangun buat belajar.
Oh tidakkk,
Trus juga sampe matiin hp tiap kali ulangan, matiin tv juga, itu cerita mereka.
Tapi aku boro-boro, baca buku tanpa main hp itu ngga asik.
Bisa mati kebosanan gara-gara terlalu serius..

Aku si juga pingin berubah dikit-dikit. Biar bisa bangun jam 02 pagi tanpa alarem *mereka bilangnya gitu si*
Tapi kayaknya agak susah deh, lagian kalo belajar terus gitu apa ngga pusing si?
Aku lah paginya malah ngantuk..



Liburan
Kaga tau deh bakal liburan dimana.
Paling juga mentok kayak biasa, ke kota berirama.
Atau ngabisin liburan dirumh aja dengan nonton FTV dan acara music.
Miris?? Banget!
Lah emang kemana lagi coba..?
Ke Paris? Siapa juga yang bakal ngajak aku kesana.
Boro-boro paris beneran, Paris Van Java a.k.a Bandung aja ngga.


Cita-cita
Kemarin aku lagi mikirin fakultas, ayee!
Aku bingung aja mau ngelanjutin kemana pas lulus besok.
Iya masalahnya  aku ngga pingin abis wisuda gitu trus jadi pengangguran,
Oh tidakkk..
Jadi agak bingung mikirnya apalagi disesuaiin sama kemampuan,
Aduhh emangn kemampuanku apa yahh?
Aku juga ngga tau je,



My Wish
Semoga aku dapet temen-temen yang baik dikelas baru, semoga guru-gurunya juga baik, trus bisa dapet nilai yang lebih baik dari yang baik, emmm semoga apa yang terjadi dalam hidupku itu yang terbaik buat aku, dan aku berharap supaya selalu diberi kebahagiaan disetiap langkah dan detik yang aku lewati..
Amin ya Allah . . .


©sukma gr34t
sukma w.

Punya sahabat kecil?
Kayak apa sih mereka?
Apa sekarang masih tetep sama-sama?
Atau udah jadi kupu-kupu?

Sahabat kecil, orang yang mau nerima kita sejak kita belum punya apa-apa.

Kalo gitu indah kali yah,
Missal sahabat kecil itu masih sama-sama kita sampe sekarang..
Mungkin ngga sih kayak yang dicerita-cerita gitu?
Mereka yang pengertian dan tau segala sesuatutentang kita.
Apa kamu mengalaminya?
Gimana tuh rasanya?
Masi sering sama-sama ngga tuh?

Mereka yang ngga pernah mandang kita dari satu sisi,
Apa sekarang juga masih bertahan tanpa alasan, atau malah berpaling dengan alasan?

Btw aku pingin tau loh rasanya punya sahabat kecil yang masih bertahan sampe sekarang.
Bukannya ngga punya,
Tapi waktu kecil aku tinggal di Banyumas
Tepat masuk Sd baru pindah kesini..
*Tapi juga dengan serangkaian cerita yang penuh perjuangan dan sulit dijabarin.
Setelah disini ngga pernah kesana lagi,
Berharap sama takdir aja deh yah..
Pastinya udah pada berubah,
Dan aku yang notabenenya susah ngapalin muka orang pasti ngga bakal ngenalin.
Kebayang muka kecil mereka,
Haha sekarang kayak apa yah. .
*ngebeyangin*

Temen kecil, aku bahkan ngga tau nama mereka
Dulu ngga sempet kenalan :p
Aku Cuma tau nama kecil mereka,
Yaaa nama kecil yang belum bisa bilang huruf ‘F’ atau ‘R’

Dulu sih aku lebih sering main sama anak yang lebih tua dari aku,
Senengnya mereka tuh suka ngalah sama aku dan mau nurutin aku,
Usia mereka yang 2-3 tahun diatasku jadi lebih milih buat ngalah, daripada rebut sama anak kecil
Lagian kata ibu kalo sama yang lebih gede itu bisa sekalian ngejagain,
Ngga berantem mulu Cuma buat rebutan kaleng bekas..
Hahah


Coba gitu deh,
Temen kecil tuh masih kayak dulu,
Ngedeketin ngga Cuma lagi butuh doang,
Ngebantuin tanpa piker untung dan ruginya,
Yang ada dipikiran yang penting kita bisa ketawa bareng.
Tapi nyatanya, temen kecil yang dulu polos bisa berubah,
Meski ngga semua kek gitu,
Tapi manusia tetep manusia,
Punya rasa dan keinginan yang berbeda.
©shuckeiiyma

sukma w.
 
Siang ini cuaca masih belum berubah sedari pagi. hujan mengguyur tak kenal ampun, tidak peduli lamborghini, mercy, bugatty veiron, jaguar, bus, metro mini, atau bajaj. Semua sama, basah dan kotor. Siswa yang ingin pulang pun terpaksa menunggu hujan reda. Menunggu tanpa kejelasan, entah sampai kapan mereka terjebak.
*Rivi duduk diemperan kelas, sama dg yg lain, menunggu hujan reda. Seorang perempuan berjalan mendekati Rivi, ia langsung duduk disampingnya.
"kenapa ra?" tanya Rivi
Aura kekasih Rivi itu masih cemberut. Rivi pun melingkarkan tangannya dipundak Aura.
"ada apa sih?" tanya Rivi lagi
"aku sebel" jawab Aura singkat
"ada yang salah?" Rivi mengangkat salah satu alisnya
"bukan kamu"
"trus?"
Aura memutar bola matanya, "aku remidi biologi"
"hahaha cuma gara-gara itu?" Rivi menatap Aura tak percaya.
Aura mengangguk "apanya yang lucu? Kamu seneng ya nilaiku jelek?"
"bukan, bukan begitu. Aku cuma..."
"iya aku tau, nilaimu 98. Aku pasti terlihat begitu bodoh," ujar Aura
"tapi..."
"aku bodoh"
"ra. . ."
"aku bodoh"
"aura. . ."
"aku bodoh"
"AURA !!"
"aku..."
kali ini Rivi memotong kalimat Aura, "ra, manusia didunia ini diciptakan Allah dg jumlah sel yang sama dlm otaknya. Mungkin Allah punya rencana lain atas nilaimu ini,"
"tapi kenapa nilaiku selalu dibawahmu? Apa ini jg salah satu rencana Allah?"
Rivi tersenyum, "coba kamu bayangin, org yg tiap bulan mendapat penghasilan 300ribu tiba-tiba berubah mjd 100juta. Mereka pasti bingung untuk apa uang itu nanti, bisa-bisa uang itu malah disalah gunakan,"
"mungkin,"
"nah kamu juga demikian, gimana kalo nilaimu yg biasanya remidi berubah jadi 9 semua?"
"Pasti semua orang kagum padaku," Potong Aura
"iya karena kagumnya bereka bahkan ada yg berpikir bahwa nilaimu tdk murni hasil pemikiranmu. Bukankah tuduhan seperti itu jauh lebih sakit dari nilaimu saat ini?"
Aura tersenyum.
Rivi beranjak dari duduknya, "pulang yuk, udah reda tuh"
Rivi berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya, sementara Aura menungguinya didepan gerbang. Setelah mengambil motor Rivi menemui Aura kembali dan mengantarnya pulang.
Sampai dirumah Aura, Rivi memberhentikan motornya. Namun ia masih tetap duduk diatas motor.
"dan ingatlah, rencana Allah pasti akan indah pada waktunya," ucap Rivi
Aura tersenyum, "sayang, sini deh aku bisikin"
Rivi melepas helmnya, ia menatap Aura dg heran.
Aura menjinjit (?) agar dapat mencapai telinga Rivi. kemudian ia berkata, "I LOVE YOU"
setelah mengatakan itu Aura berlari meninggalkan Rivi menuju ke dalam rumahnya.
"I LOVE YOU TOO" sahut Rivi dengan berteriak
-l-l-
the end

========
sukma w.

Mungkin aku Cuma embun, yang menghilang kala mentari datang. Namun tetap tak tampak meski malam menyapa. Aku hanya ada saat semua orang terlelap, ketika tak ada orang berlalu lalang..

Aku adalah embun, datang tak disapa pergi tak dilarang. Mungkin kala aku tak ada, ngga ada seorangpun yang kehilangan. Bahkan mungkin orang ngga tau kalo aku ada.

 Saat mentari pergi, semua orang tau dan menyadarinya. Ada dari beberapa orang yang menyukai mentari..
Saat bulan pergi, semua orang tau dan mengerti. Bahkan tak hayal ada yang melarangnya.

Namun seperti yang kau tau, aku adalah embun. Bukan air bukan angin. Tapi aku selalu mendatangkan kesejukan yang tak semua orang merasakannya.

Jika kau ingin menemuiku, kau bisa bangun lebih awal. Tidak tidak tengah malam, karena saat itu bulanlah yang berkuasa. Juga bukan sore hari, karena saat itu orang masih membutuhkan mentari.

Memang, berjumpa denganku tidaklah mudah. Kau membutuhkan sedikit perjuangan dan melupakan sepercik keegoisanmu. Aku hanya ada pada waktu yang tenang, karena aku suka ketenangan.


Cr: sukma gr34t

©shuckeiiyma

sukma w.

Kenapa, kenapa, kenapa. . .
Selalu terjawab karena

Aku pengin tau,
tentang suatu keinginanku yang rasanya salah.
Aku. . . . aku. . . . ingin sesuatu
Ya, sesuatu
Emmmmmm,   terlalu sulit. . . . . .
Sangat sulit untuk aku jelasin
Aku ngga sanggup mengakuinya,
Tapi itu keinginanku..
Mungkin, mungkin, kau bisa memberiku apartment dan Lamborghini sebelum aku bercerita..
Yahh, jika kau bersedia tentunya
Tapi, tapi, jika kau sendiri menginginkannya..
Mungkin itu salah satu dari sesuatu itu.


Aku ngga berharap banyak,
Semakin aku berpikir,
Semakin aku bertanya,
Kenapa harus aku?

Kadang rasa itu terlalu kuat,
Hingga aku seakan tak mampu lagi,
Semua ini begitu rumit,
Aku merasa. . . . . . . . . . . . . . .  . . . . .  . . . . sendiri.

Namun aku terlanjur berjanji,
Janjiku kala usia 4 bulan dalam kandungan,
Katanya saat itu Allah menceritakan apa yang bakal terjadi pada kita kelak,
Dan aku sudah berkata sanggup,
Sampai aku hidup hingga kini..

Aku ngga tau pasti apa yang Allah bilang,
Tapi kataNya ini yang terbaik,
Kadang aku pingin memberontak,
Jalan ini terlalu berliku untukku,
Tapi Dia bilang hanya aku yang sanggup menjalaninya,
Aku berharap semua ini cepat beerakhir,
Tapi kataNya semua ini adalah rasa hidupku,
Hidupku itu enak..
Karena tidak hambar,
Karena aku mampu merasakan pahit, asam, dan manisnya kehidupan


Suatu hari aku berpikir,
Kenapa aku tidak seperti mereka,
Kenapa aku terlalu berbeda,
Kenapa jalannya tidak selurus yang kuinginkan?

Mereka bilang Allah sayang padaku,
Ia tidak ingin aku terjerumus hanya karena keindahan dunia yang fana, terlalu berat ujiannya.
Ia ingin aku selalu padaNya


Aku merenung,
Lalu kenapa dia mendapatkannya,
Mendapatkan yang aku inginkan?

Mereka bilang ada beberapa alas an,
Salah satunya karena Allah tau dia bisa melewati ujian itu, dia mampu.


Lalu pikiranku melayang pada hal-hal yang berkaitan dengan kenapa, kenapa dan kenapa.
Namun jawabnya tetap sama..
Karena Allah sayang padaku,
Karena Ia ingin aku tetap padaNya,
Karena Ia mau aku tetap berusaha,
Karena Ia mengharapkanku jadi orang yang kuat,
Karena Ia percaya hanya aku yang mampu,
Karena Ia mengerti ujian yang pas untukku,
Karena Ia yakin aku bisa..



Kesimpulannya satu::
Karena Allah sayang padaku,
Tapi nyatanya jadi orang disayang itu berat,
Namun sebuah kebanggaan,
Dan aku harus memperjuangkannya..


I LOVE ALLAH
I LOVE MY SELF,
I LOVE MY LIFE,
I LOVE MY WORLD,
AND I LOVE YOU ALL :)

©shuckeiiym