sukma w.
Mengalah pada hidup,
Suatu cara untuk tetap mengalir,
Menikmati setiap celah yang mungkin tak sempat terlihat,
Mereka yang sibuk dengan dunianya,
Menyisakan segelintir orang bertanya,
Apa, kenapa, dan mengapa.
Lalu ku ikuti saja iramanya.
Mengalah, bukan berarti kalah.


Manusia diciptakan itu berbeda-beda. Perbedaan diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain, bukan untuk disesali ataupun ditangisi. Perbedaan ada untuk menyeimbangkan segala sesuatunya. Seperti siang dan malam. Panas dan dingin. Surga dan neraka. Laki-laki dan perempuan. Baik dan jahat. Malaikat dan jin. Ada pula introvert danekstrovert.

Kenapa introvert dan ekstrovertnya di bold? Karena itulah yang sedang ingin saya soroti.
Ngga tau kenapa saya orangnya sering penasaran, jadi kadang ikut sesuatu ya karena penasaran. Kayak apa sih sebenernya, gimana sih sistemnya, dan yaa pingin tau aja.

Dan berasal dari keingin tauan saya sendiri tentang diri saya, jadi saya pun nyari tau. Ya alesan lain sih karena emang ngerasa aneh sendiri sama diri sendiri. Trus yaudah kan sempet tes yang hasilnya Thinking. Sampe disitu masih penasaran, dan dapet juga predikat introvert. Tadinya sempet mikir apa saya bener-bener introvert? Karena saya itu lebih seneng jalan-jalan dan ngga betahan diem dirumah.
Tapi usut punya usut, orang yang masih bingung apakah dirinya introvert atau ekstrovert itu adalah orang introvert. Sebab orang ekstrovert ‘jarang’ menyelami dirinya sendiri, kadar intropeksi diri ekstrovert lebih rendah dari introvert. Jadi mereka ngga pernah memikirkan kepribadian diri mereka. Secara umum mereka hanya tau orang ‘cerewet’ dan ‘pendiam’.


Kalo postingan yang kemarin membahas dari sumber-sumber. Kali ini berdasarkan pemikiran saya aja.
Ngomongin tentang kepribadian itu ngga ada habisnya, dan kepribadian seseorang sebenernya ngga bisa di lihat secara umumnya saja. Ngga bisa dibuat garis besarnya, karena setiap orang itu berbeda.

Nahh udah dibilang di atas kalo saya gampang penasaran. Jadi saya pun ‘lihat lebih dekat’ orang introvert selain saya. Dan yang saya dapat adalah bahwa keintrovertan masing-masing orang itu berbeda. Udah ditulis di postingan sebelumnya, bahwa semua orang memiiki sisi introvert dan ekstrovert. Hanya saja ada salah satu yang lebih dominan dari keduanya, namun tetap saja kadar dominan dari masing-masing orang itu beerbeda.

Ada yang bener-bener murni introvert. Ada yang introvert pada sebagian sisi saja. Jadi ciri dari orang introvert tidak semuanya melekat pada orang introvert tersebut.


Saya kadang stalk facebook introvert gitu. Yaa miris juga sih ketika mereka bercerita tentang kehidupannya, ketika mereka bercerita bagaimana lingkungan memperlakukannya, ketika mereka berkata mulai lelah dengan hidup.
Mungkin saya memang bukan orang yang mengerti tentang psikologi seseorang, dan saya pun ngga ambil jurusan psikologi. Tapi setidaknya sebagai sesama manusia saya ngerasa tersentuh gitu. Mereka yang sering di bully fisik dan mental, diasingkan pergaulan sosial, ngga punya teman, dan banyak diskriminasi yang terjadi.
Entahlah mungkin saya yang ngga sadar atau gimana, tapi saya pribadi ngerasa meskipun saya introvert tapi saya tetap diperlakukan dengan baik oleh hidup.

Yang paling saya sayangkan ketika mereka –introvert –mulai menyalahkan Tuhan dan ingin mengakhiri hidupnya. Ayolah bagian mana yang salah? Tuhan menciptakan introvert untuk keseimbangan dunia, kalo ngga ada introvert mungkin dunia ini akan serame pasar. Ngga ada tokoh pemikir seperti Einstein, Bill Gates, dan teman-temannya.

Jadi bagian mana yang perlu disesali. Toh sebenarnya ini bukan pilihan tapi sebuah Amanah dari Tuhan. Katanya Introvert itu pemikir logika, pakelah logikanya. Jangan menyerah gitu aja.


Kalo saya? Saya sendiri masih belum ngerti saya introvert macam apa.
Tapi saya selalu berusaha memahami siapa saya, seperti apa saya, apa yang saya mampu, dan peran apa yang saya bisa.
Saya tau saya ngga bisa banyak ngomong. Bahkan energi muterin stadion gelora Manahan 2 kali masih mending daripada harus ngomong panjang lebar, udah pernah praktek. Kalo ngomong kelamaan itu langsung serak, tapi saya lagi belajar kok biar suara saya ngga gamapang ilang dan biar bisa ngomong lebih lama. Catet!
Berhubungan sama suara lagi, suara saya itu kecil. Susah teriak, jadi kalo saya lagi butuh sesuatu yang jauh seringnya saya ngalah buat jalan mendekat dan baru deh ngomong. Resikonya kalo ketemu temen dijalan ngga bisa nyapa, disapa ngga denger. Ngga disapa kok ya ngga wajar.

Berhubung saya ngga pinter ngomong juga, jadi sekarang sering merhatiin bahasa tubuh orang. Dari sikapnya, tatapannya, cara bicaranya, senyumnya dan wajahnya saya berusaha ngebaca semuanya. Dari situ saya berusaha tau bahan apa yang menarik bagi dia, apa yang dia senangi, apa yang dia kuasai.  Lalu saya bakal nanya tentang hal itu, yaa saya mengalah ikut membahas sesuatu yang dia senangi. Resikonya sih kalo saya lagi ngga suka bahan itu saya Cuma senyam senyum doang dan sesekali ditambaih oh.

Mengalah kadang berat. Tapi ketika pilihannya berbicara atau mendengarkan, saya akan pilih pilihan kedua. Ngga tau kenapa saya suka ngedengerin pengalaman orang lain, cerita tentang diri mereka. Cerita tentang bagaimana mereka hidup. Dan saya suka. Saya bisa belajar dari itu, saya bisa turut bahagia ketika mendengar cerita bahagia.


Saya pernah ngebaca jurnal seorang psikolog, dia bercerita bagaimana dia berusaha mengerti keadaan ‘jiwa’ dari para pasien dan masyarakat disekitar. Dan memang predikat itu menuntut dia untuk begitu. Tapi ketika seorang psikolog sendiri mulai merasakan jenuh, tertekan dan stress siapa yang akan berusaha mengerti?


Jadi saya berusaha memahami hidup karena saya tau hidup tidak akan bisa memahami saya. Mengalah, bukan karena kalah. Tapi karena kita lebih tau dari mereka yang tidak tau tentang kita. Apa salahnya?
Introvert yang katanya lebih sering melihat dalam dirinya, yang lebih memahami dirinya. Sesekali cobalah memahami ekstrovert. selama hal tersebut tidaklah mengganggu, merugikan, ataupun mengancam keberadaan kita. Berusahalah mengerti mereka. Mengerti bahwa mereka tidak (belum) bisa mengerti tentang kita. Sesederhana itu.





@DearestSukma

©SukmaGR34T
sukma w.

Seperti air disungai
Ia tak berharap semua orang kan menganggapnya baik dan bersih
Karena semua orang selalu memiliki alasan untuk menilai
Tapi ia akan terus mengalir
Tak peduli apapun penilaian orang
Tak peduli jika tak ada yang mau menerimanya
Ia yakin, masih banyak yang membutuhkannya
Maka mengalirlah..
Mengalir sejauh-jauhnya.
Dengan begitu ia akan tau dimana ia bisa diterima.
J
Sukma W, 18 tahun


Belakangan lagi suka aja nulis kalimat kiasan. Sebenernya sih lagi pingin bisa nulis kalimat ilmiah yang runtut, ternyata susah.tapi kata temenku tulisan disini tuh kayak aku lagi ngomong, jadi ya bahasaku emang gajelas kayak gini. :D

Yaa mengalir..
Jalan kita masih panjang.

Waktu itu kakak senior ada yang nanya, “apa yang akan kalian lakukan kalo kalian ngga masuk HMP?” lupa siapa yang nanya.
Sebenernya ngga Cuma buat HMP sih, tapi buat apapun. Ketika kita belum ngedapetin apa yang kita inginkan, tetaplah mengalir. Jangan sampe keinginan kita justru ngejebak kita buat berenti disatu titik. Kali aja di suatu tempat ada yang kekurangan air dan bener-bener membutuhkan air. Sayang kan kalo kita tetep diam, padahal di tempat lain ada yang membutuhkan.

Nah pas pertanyaan itu, yang sempet terlintas di kepalaku ya kata mengalir dan sungai di samping kampus. Sungai samping kampus katnya sih termasuk sungai Bengawan Solo. Dan penampakannya agak memprihatinkan. Kayaknya ngga ada deh orang yang kepikiran masak air minum pake air ini. Hampir semua orang pasti kepikiran kalo air ini kotor, air ini ngga bersih, air ini ngga cocok, air ini ginilah gitulah. Iyaa kasian yaa. Dibully mulu, padahal kan yang salah bukan airnya.

Banyak sampah disungai ini, lah kosanku aja kalo buang sampah kesitu kok #pssst rahasia. Ibu depan kosan juga. Tukang sapu di kampus juga kadang gitu. Jadi udah bukan rahasia umum lagi kalo air disungai ini ‘kotor’.

Meski semua orang disini nganggapnya gitu, air ini bakal tetep mengalir. Dari kosanku, lewat kampus, lewat yarsis, lewat ortopedi trus ngga tau ngilang kemana. Tapi sebelum air ini nyampe muara pasti tetep ada yang menggunakannya. Meski Cuma buat mandiin mobil, mandiin motor atau mandiin sapi. Seenggaknya dia punya fungsi kan?

Yaudah pokoknya mengalir. Jangan pernah berenti sebelum sampe muara :)

kita ngga bisa hidup tanpa bantuan orang lain, dan sebaliknya peran kita hidup adalah memberi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain

 
pas makrab jurusan

dikmen kopma 

@DearestSukma
©SukmaGR34T


sukma w.
Siapa introvert?
Saya?
Kamu?
Kita?


Lagi-lagi tentang kepribadian.
Ada 2 kategori yang paling mencolok yaitu Introvert dan Ekstrovert. Jika dilihat dari kalimatnya saja udah keliatan kalo introvert dari kata in yang artinya kedalam. Introvert itu kepribadian yang tertutup. Orang dengan kepribadian tertutup biasanya berorientasi pada diri sendiri, dia kurang suka dengan keramaian dan biasanya dia seorang yang pendiam.


Saya sempet baca artikel yang bikin saya terharu,berikut kutipannya..

 Menurut Jung, setiap orang mempunyai sisi introvert dan extravert. Bila diibaratkan dalam sebuah garis lurus, introversion dan extraversion berada di dua ujung garis yang berlawanan, bila seseorang memiliki nilai tinggi di salah satu sisi, misalnya introversion maka ia akan mendapatkan nilai rendah di sisi lainnya, yaitu extraversion. Tinggi rendahnya nilai mereka akan menentukan kecenderungan mereka yang dominan. Orang-orang introvert adalah mereka yang mendapatkan nilai tinggi pada introversion, sedangkan orang-orang extravert adalah mereka yang mendapatkan nilai tinggi padaextraversion.

Secara umum, masyarakat cenderung memandang sifat-sifat extraversion sebagai hal yang baik, dan introversion sebagai hal yang buruk dan perlu diobati. Orang-orang introvert pun kerap disalahpahami sebagai orang-orang yang pemalu, tegang, kurang pergaulan, rendah diri, dan antisosial.


Hingga saat ini, metode pendidikan di institusi pendidikan pun lebih memihak kepada orang-orang extrovert; dengan besarnya penekanan dan penilaian terhadap partisipasi aktif di kelas. Meskipun anak-anak introvertjuga dapat memperoleh manfaat dengan berpartisipasi aktif di kelas, metode ini tidak memaksimalkan potensi alamiah mereka, yang cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk berpikir dan lebih cakap dalam komunikasi non-verbal. Hal ini membuat mereka terlibat dalam persaingan yang tidak seimbang dengan orang-orang extravert.
Tuntutan dari lingkungan untuk mengubah orang-orang introvert menjadi lebih extravertmemberikan banyak tekanan pada mereka. Selain harus melawan kecenderungan dan sifat alami mereka, mereka juga mendapatkan perlakuan tidak adil karena cara mereka yang berbeda dalam mengalami dan menghadapi dunia luar. Selain itu, mereka juga tidak dapat berkonsentrasi mengembangkan kelebihan dan potensi yang sudah mereka miliki.

Akibatnya, banyak anak introvert yang tumbuh secara tidak optimal, yang senantiasa melawan kecenderungan alami mereka dan dipaksa untuk menjadi orang lain.

Terharu sampe rasanya pingin ngediriin sekolah khusus kaum introvert.


Kaum introvert memang tidak pandai berkomunikasi, sehingga potensi yg dimilikinya tidak terlihat segera. Meski dewmikian, orang introvert dapat terbuka dan lepas ketika menemukan seseorang yg cocok dengan dirinya. Tidak seperti orang ekstrovert yang bisa bergaul dengan siapa saja, orang introvert membutuhkan kenyamanan saat berteman. Introvert cenderung berpikir sebelum berbicara, orang ekstrovert berpikir ketika berbicara.


Menurut Carl Gustav Jung, orang-orang introvert adalah mereka yang terampil dalam melakukan perjalanan ke “dunia dalam”, yaitu diri mereka sendiri. Mereka selalu mencoba memahami diri mereka sendiri dengan melakukan banyak perenungan dan berkontemplasi. Pada akhirnya, mereka menjadi orang yang memahami dirinya, berpendirian keras, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dan mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya.

Introvert lebih mengacu kepada orang yang sibuk dengan apa yang ada di pikirannya dibandingkan dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Orang yang introvert juga akan memilih untuk menyendiri jika ingin menyegarkan hati dan pikirannya.


Jika setelah seharian mereka lelah bekerja dan menghabiskan waktu dengan banyak orang, orang yang introvert lebih suka menghabiskan sisa harinya dengan menyendiri. Orang yang introvert tidak terlalu suka berkumpul dan menceritakan pengalamannya, maka orang-orang mengatakan orang introvert adalah para penyendiri, sendirian,
Sumber energi mental mereka berasal dari proses ‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti, orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka ‘stock’ energi mental  mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka mereka akan ‘mengisi ulang’ dirinya dengan menyendiri. 

Bagi kaum introvert keramaian membuat tenaga mereka cepat hilang. Oleh karena itu biasanya mereka hanya sekali-kali berinteraksi, kemudian diam.
Ketika sedang stress, introvert lebih senang menyendiri atau hanya mau berbagi kepada satu atau dua orang yang mereka percaya. Bagi introvert suasana sepi adalah suasana yang nyaman dimana mereka bisa mengisi energi mereka. Selain itu, biasanya para introvert hanya berbicara seperlunya dan hanya berbicara mengenai apa yang memang ingin mereka bicarakan. Pada kadar yang tinggi orang introvert jika ditanya akan diam terlebih dahulu memikirkan apa yang akan mereka ucapkan, setelah itu baru mereka berbicara.
Banyak pemikir, seniman atau orang—orang hebat yang merupakan orang introvert. Nama-nama seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang sukses dalam pekerjaan mereka.


Ekstrovert adalah orang-orang yang kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan orang introvert karena mereka adalah orang-orang yang berorientasi ke ‘luar’ diri mereka (outward thinking).Ciri dari orang ekstrovert adalah outgoing, pandai bersosialisasi, dan senang mengobrol.  Jika orang introvert mengisi energinya dengan menyendiri, maka orang ekstrovert justru mendapatkan energi mentalnya dengan bersosialisasi dan bertemu orang banyak.

Pribadi ekstrovert senang berada di tengah keramaian. Energinya terkumpul ketika berbicara dan berinteraksi dengan banyak orang. Ketika sedang berada di keramaian seorang ekstrovert seolah-olah juga sedang mengisi tenaganya (charging). Oleh karena itu jika seorang ekstrovert sedang stress maka dia akan cenderung memilih untuk berinteraksi dengan banyak temannya, entah itu pergi ke mall, nonton, atau sekedar jalan-jalan. Seorang ekstrovert tidak nyaman dengan suasana sepi. Suasana sepi bagi seorang ekstrovert malah akan membuatnya makin tertekan.
Ketika mereka sendiri, mereka akan merasa tidak tenang karena itu akan ‘menghabiskan’ energi mereka. contoh orang ekstrovert yang terkenal adalah Soekarno, Guy Kawasaki, dan Larry King


Menurut Marti Olsen Laney, Psy.D -seorang peneliti neuroscience dan psikoanalis asal Amerika Serikat yang juga merupakan pelopor dalam memberikan landasan biologis untukintroversionintroversion merupakan kondisi biologis. Ia mengemukakan pendapatnya berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa cara kerja otak dan jalur syaraf yang digunkan oleh orang-orang introvert berbeda dengan orang-orang extravert.

Bila orang-orang extravert lebih banyak menggunakan ingatan jangka pendek dan bagian otak yang berhubungan dengan rangsangan indrawi, orang-orang introvert lebih banyak menggunakan ingatan jangka panjang dan bagian-bagian otak yang berhubungan dengan penyelesaian masalah, perencanaan, serta perasaan dan pikiran. Keduanya membutuhkan neurotransmiter yang berbeda pula. Orang-orang extravert bergantung pada dopamin, yang identik dengan kesiagaan, perhatian, gerakan, dan pembelajaran. Orang-orang extravert membutuhkan banyak dopamin untuk merasa senang; bersikap aktif dan menerima rangsangan meningkatkan produksi dopamin, sehingga orang-orang extravert menyukai kesibukan.



Di lain sisi, orang-orang introvert bergantung pada asetilkolin, yang mempengaruhi ingatan jangka panjang dan kemampuan untuk merasa tenang serta siaga. Asetilkolin menimbulkan perasaan senang saat seseorang berpikir dan merasa, yang membuat orang-orang introvert menyukai berpikir dan merenung. Ia juga mengungkapkan bahwa perbedaan biologis ini berpengaruh terhadap kecenderungan orang-orang introvert untuk lebih sensitif terhadap berbagai jenis stimulus, seperti suhu udara, bau, suara, stimulasi visual dan tingkat gula dalam darah.

Bukti-bukti ilmiah ini menunjukkan bahwa introversion tidak seharusnya dipandang sebagai sebuah kekurangan dan penyakit yang perlu disembuhkan, namun sebagai perbedaan yang sewajarnya diterima.


Sayangnya orang introvert kerap disalahpahami, “Sangat sulit bagi seorang ekstrovert untuk memahami introvert,” tulis pakar pendidikan Jill D. Burruss dan Lisa Kaenzig, Namun para introvert mampu memahami ekstrovert dengan sangat mudah. Kadang pula orang introvert dianggap sombong atau arogan, agaknya kesalahpahaman umum ini disebabkan oleh para introvert yang cenderung lebih cerdas, lebih perenung, lebih independen, lebih berkepala dingin, lebih halus dan lebih sensitif dibandingkan ekstrovert. Juga, karena kurangnya kemampuan introvert dalam berbasa-basi, kekurangan yang kerap menjadi bahan celaan oleh para ekstrovert. Introvert cenderung berfikir sebelum berbicara, sementara ekstrovert cenderung berfikir dengan bicara. Ini menjadi sebab kenapa rapat orang ekstrovert tidak akan bisa memakan waktu kurang dari enam jam.


Tentang dunia pekerjaan, meski terlihat sebagai pribadi yang menutup diri dan pendiam, sebenarnya tipe introvert merupakan pribadi yang menarik, kreatif, dan berharga, jika perusahaan tahu di mana tipe kepribadian seperti ini senang bekerja. Tipe kepribadian introvert umumnya tak menyukai kegiatan yang mengharuskannya bertemu banyak orang atau kegiatan yang mengharuskannya bersosialisasi. Ketika seorang introvert menemukan pekerjaan yang ia senangi dan ia memang berbakat di bidang tersebut, ia akan menjadi aset perusahaan yang berharga.


Sekali lagi Introvert sering diasosiasikan dengan pemalu, namun pada kenyataannya tak selalu begitu. Menurut  Jung, introvert adalah tipe kepribadian yang lebih suka menyibukkan diri dengan kehidupan di dalam pikirannya dan aktivitas kesendirian ketimbang harus bersosialisasi dengan orang lain. Tipe kepribadian ini memiliki ketertarikan dalam penyelesaian masalah, bekerja secara kreatif ketika sendiri, dan bisa memberikan solusi ketika berpikir tanpa ada gangguan.
Pada dasarnya, para introvert tidak takut bekerja dikelilingi orang lain, namun tipe kepribadian ini hanya memilih untuk bekerja sendirian. Konsultan karier asal Minnesota, JIST Publishing, mengatakan bahwa tipe kepribadian introvert bisa jadi merupakan pemberi solusi yang baik, punya kecenderungan untuk bekerja sebagai analis sistem komputer atau peranti lunak, akuntan, penasihat keuangan, teknik sipil, mekanik, dan desainer grafis.


Seorang introvert seringkali disibukkan dengan dirinya sendiri dan kurang peka terhadap lingkungannya. Biasanya, lingkungan sekitarnya tidak bisa menerima seorang introvert dengan baik bahkan seringkali dicap sebagai orang aneh.
Karena berpikirnya mendalam, seringkali orang menganggap orang introvert itu tidak menarik. Introvert lebih mengacu kepada orang yang sibuk dengan apa yang dipikirkannya dibandingkan apa yang terjadi di sekelilingnya. Orang introvert itu biasanya akan memilih untuk menyendiri jika ingin menyegarkan hati dan pikirannya.
Seorang introvert biasanya kurang suka dengan keramaian dan tidak mudah bergaul. Dia membutuhkan cukup waktu untuk bisa nyaman dengan orang "baru".

Untuk memahami pemikiran seorang introvert, maka sebaiknya coba berkomunikasi dengannya secara langsung. Rasakan, pasti pembicaraan  menuju ke arah yang lebih dalam karena kebanyakan seorang introvert itu selalu berpikir kritis.


Pada dasarnya tidak ada orang yang 100% ekstrovert ataupun 100% introvert. Kita semua merupakan campuran dari unsur ini, hanya saja ada satu unsur yang mendominasi kepribadian kita yang memang sudah terbentuk dari ‘sananya’.


mengapa kebanyakan orangtua lebih senang jika anaknya memiliki kepribadian yang extrovert? Karena dengan anak-anak yang extrovert, orangtua dapat dengan mudah membaca apa yang sedang ada dalam pikiran si anak. Dari ekspresi wajah dan perilakunya, dapat terekspresikan secara gamblang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan anak, sehingga orangtua pun dapat dengan lebih mudah mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul. Dengan anak yang extrovert, orangtua bagaikan membaca buku yang terbuka dengan halaman-halaman yang mudah dibaca. Sementara dengan anak yang introvert, orangtua bagaikan harus membaca sebuah buku diary yang dikunci. Orangtua jadi bertanya-tanya dan harus menebak-nebak apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan si anak. Lalu, bagaimana menghadapinya? Sebenarnya, baik anak extrovert maupun introvert, asalkan mereka memiliki rasa percaya dan nyaman dengan kedua orangtuanya, mereka akan dapat mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.


Ada 10 poin penting dalam menghadapi anak introvert bagi orangtua.

1. Terimalah mereka apa adanya
Anak-anak introvert sudah mendapatkan tekanan cukup berat dari lingkungan yang cenderung didominasi oleh dan berpihak pada orang-orang extravert. Sangat penting bagi anak untuk merasa diterima dan bahwa tidak ada yang salah dengan dirinya, sehingga ia bisa mengembangkan rasa percaya diri dan konsep diri yang positif.

Menerima mereka apa adanya juga berarti tidak memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kecenderungan alaminya. Bila anak hanya suka bermain dengan satu atau dua orang teman baik saja, jangan paksa dia untuk bermain bersama banyak anak lain di saat yang bersamaan. Bila anak lebih senang menghabiskan waktu untuk membaca buku atau bermain sendirian, jangan paksa dia untuk keluar rumah atau bermain bersama anak-anak lain.

Dalam mendisiplinkan anak, penting untuk mengingat bahwa anak-anak introvert lebih sensitif dibandingkan dengan anak-anak extravert, oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang berbeda pula dalam mendidik mereka.

2. Kenali minat dan potensi anak
Setiap anak adalah unik dan memiliki kelebihan dan potensi masing-masing. Mengembangkan minat merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan kepuasan dan mengembangkan rasa percaya diri pada anak. Amatilah minat dan potensi anak, dan bimbinglah mereka untuk mengembangkan kelebihan dan potensi yang mereka miliki.

Jangan lupakan juga bahwa setiap anak mungkin memiliki minat yang berbeda, ada yang senang bermain sepakbola, bola basket, namun jangan abaikan juga mereka yang menaruh minat terhadap serangga, binatang, alam, ilmu pengetahuan, komputer,  bisa jadi mereka adalah calon-calon dokter, ilmuwan, dan programmer.

3. Hadapi situasi baru secara bertahap
Bila anak tampak ragu menghadapi situasi atau orang-orang baru, ajak mereka untuk menghadapinya secara perlahan dan bertahap. Hargailah usaha mereka dan berikan mereka kesempatan untuk menghadapi situasi tersebut sesuai dengan keinginan mereka. Anak-anak introvert lebih suka mengamati keadaan terlebih dahulu sebelum memasuki tempat atau situasi yang baru.

4. Hindari memberi cap pada anak
Memanggil anak dengan sebutan “pendiam”, “pemalu” dan “penyendiri” adalah salah satu bentuk kekerasan verbal, yang dapat menyakiti perasaan dan meracuni pikiran anak, bahwa ia sesuai dengan sebutan-sebutan itu. Anak-anak yang dipanggil dengan label-label semacam itu dapat merasa tidak diterima dan merasa bahwa ada yang salah dengan diri mereka. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah dalam perkembangan psikologis seseorang, dan dapat terus berdampak hingga ia dewasa. Bila mendengar orang lain memanggil anak dengan sebutan seperti “pemalu” di depan anak tersebut, cobalah untuk memperhalus dengan mengatakan “Bobi sangat baik dalam mengamati dan menilai keadaan”. Hal ini akan mencegah anak berpandangan negatif mengenai dirinya.

5. Ajari anak menjadi lebih tegas
Anak introvert cenderung kesulitan bersikap tegas, sebuah kualitas yang dimiliki oleh anak-anak extravert. Ajari dia untuk bersikap tegas ketika dia mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang lain, seperti bila seseorang merebut mainannya. Beritahu dia bahwa Anda mengerti perasaannya, dan ajari dia untuk berkata “Jangan!” atau “Hentikan!”.

6. Hadir lebih awal di tempat baru dan acara-acara yang didatangi banyak orang
Saat akan menghadiri tempat atau acara yang didatangi orang banyak, seperti sekolah, pesta ulang tahun, dan acara keluarga, ajak anak untuk datang sebelum orang-orang lain berdatangan. Ini akan memberi kesempatan pada anak untuk menyesuaikan diri dan membuatnya merasa “memiliki” tempat tersebut. Bagi anak introvert, hal ini akan jauh lebih mudah untuk dihadapi dibandingkan memasuki sebuah pesta yang sudah dipadati banyak orang.

7. Ajari anak melalui contoh
Mengajarkan perilaku pada anak akan jauh lebih mudah dengan memberi contoh. Biarlah dia melihat bagaimana Anda berinteraksi dengan orang lain. Saat Anda mengucapkan terima kasih kepada seseorang, ia belajar untuk membangun komunikasi ringan dengan orang lain, saat Anda meminta anak untuk memberi uang pada kasir di supermarket, Anda mengajarkannya untuk berinteraksi dengan orang baru dengan Anda di sisinya.

8. Berikan mereka waktu lebih untuk berpikir
Anak-anak introvert membutuhkan waktu lebih lama untuk merespon sesuatu, baik itu pertanyaan atau permintaan dari orang lain, maka dari itu berilah mereka waktu untuk berpikir. Ini karena mereka perlu lebih dulu memproses semuanya dalam pikiran mereka. Ini juga membuat mereka membutuhkan persiapan yang lebih dibandingkan orang-orang lain untuk melakukan segala sesuatu.

Di sekolah, anak introvert dapat tampak sebagai anak yang pasif dan tidak banyak berpartisipasi di kelas. Hal ini karena mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses pelajaran dan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Di institusi pendidikan yang menekankan pada partisipasi aktif semacam ini, anak-anak introvert membutuhkan usaha yang lebih keras untuk menyesuaikan diri dan mengeluarkan potensinya. Keadaannya akan berbeda bila ia diminta untuk membuat makalah atau mengerjakan tugas secara tertulis, dimana ia bisa menuangkan pikirannya tanpa diburu oleh waktu dan tanpa harus bersaing dengan orang lain untuk menunggu giliran bicara.

9. Berikan teguran secara pribadi
Bila hendak menegur anak untuk sebuah kesalahan yang ia lakukan, pastikan tidak ada orang lain di sekitar Anda. Anak-anak introvert lebih sensitif sehingga teguran yang diberikan di hadapan orang lain akan membuat mereka merasa dipermalukan dan dapat merusak kepercayaan diri mereka. Tindakan-tindakan seperti menyindir anak di hadapan orang lain, juga dapat memiki pengaruh buruh terhadap anak-anak introvert.

10. Hargai kebutuhan anak untuk menghabiskan waktu sendiri
Meskipun nampaknya tidak lazim ketika seorang anak lebih suka menghabiskan waktu sendirian dibanding bersama orang-orang lain, anak-anak introvert cenderung membutuhkan waktu sendirian lebih lama. Mereka juga tidak dapat berlama-lama menghabiskan waktu di tengah banyak orang, karena hal ini akan membuat mereka merasa kelelahan.



introversion dan extraversion adalah dua hal yang berbeda dan tidak dapat dibandingkan. Mengatakan extraversion lebih baik daripada introversion sama saja dengan mengatakan bahwa laki-laki lebih baik daripada perempuan; keduanya merupakan hal yang berbeda dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda pula.


Jika ibarat pintu, orang-orang  introvert  adalah bagaikan pintu yang tertutup, sementara orang - orang  extrovert  bagaikan pintu yang terbuka dan transparan.


sebetulnya apabila ekstrovert dan introvert ini mampu untuk  bersatu dan saling berkerja sama. maka akan akan tercipta suatu kesatuan yang hampir tak terkalahkan karena mereka dapat saling melengkapi kelebihan dan kekurangan nya masing masing. contoh nya adalah pasangan soekarno-hatta. sang founding father negara kita. dimana bung karno adalah seorang ekstrovert yang pandai berorasi dan menggalang dukungan massa sedangkan kerabatnya, bung hatta adalah seorang introvert yang selalu miliki pemikiran yang cerdas

jumlah introvert sekitar 25 persen dari seluruh populasi atau kurang dari setengah namun demikian ada sebuah ungkapan yang bisa menjadi motivasi, “Kelompok minoritas di kalangan umum, tapi mayoritas di kalangan manusia berbakat”.




@DearestSukma
©SUKMAGR34T



Referensi :
http://www.femalecircle.com/anak-introvert-vs-extrovert.html







ini curhatan dari kaum introvert 







sukma w.
Jogja – Solo
Kota yang katanya kakak beradik ini merupakan kota yang sudah tidak asing lagi ditelinga. Beda sama Kebumen, masih banyak yang belum tau Kebumen itu sebelah mana. Kadang malah ditanya, Kebumen itu Jawa mana?
Duhh sakitnya tuh disini :3
Ini rute saya kalo mau ke Solo

Kebumen – Puworejo – Yogyakarta – Klaten – Solo

Dulu saya sempet heran, kenapa Solo ikut Jawa Tengah? Padahal buat kesana saya musti keluar masuk Provinsi -_-
Kadang saya naik Bus, kadang naik kereta, dan pernah gas sendiri.
Seringnya saya kalo berangkat ke Solo naik bus sampe Kuthoarjo dulu yang kurang lebihnya sejaman, tergantung jalannya juga sih. Sejam itu udah paling cepet.
Abis itu ke Stasiun Kutoarjo beli tiket Prameks (Prambanan Ekspres) kalo sampe Jogja 6.000 berhubung sampe Solo jadi 12.000
Ini tiketnya..



Kalo naik kereta dari Kutoarjo – Solo itu sekitar 2,5 jam. Lumayan lebih hemat waktu. Nanti bakal berenti di Stasiun Kutoarjo – Stasiun Jenar – Stasiun Wates – Stasiun Tugu – Stasiun Lempuyangan – Stasiun Maguwo – Stasiun Klaten – Stasiun Purwosari – Stasiun Solo Balapan.


Iya rutenya begitu, andai aja bisa sampe stasiun Kebumen -___-“ belom dibangun relnya sih.
Tapi kalo dari atau ke Kutoarjo itu Cuma ada 3 sesi doang. Beda sama yang Jogja – Solo nyaris tiap jam ada kereta lokal.

Kereta jogja – solo ngga Cuma prameks, tapi ada Sriwedari, Madiun Jaya, Sidomukti gitu.
Ini Jadwalnya..




Yang paling enak sih ManJa (Madiun Jaya) tempatnya bersih dan ada ACnya. Tempat duduknya juga bagus. Tapi harganya 20.000 :3 waktu itu pernah beberapa kali naik ini, ehh pas itu ngga kebagian tempat duduk di tiketnya.



Trus ada bule bilang “naik kereta 20.000 ngga ada yang buat nge charger?”
Dalam hati saya bilang “Jangankan nge charger, ini aja saya 20.000 malah ngga dapet tempat duduk -,-”
Tiketnyaa..



Sriwedari ya lumayan lahh, duduknya udah nyaman. Harganya 10.000




Yang paling ngga enak itu ya Prameks, tapi mau gimana emang yang paling murah sih. Kata Cleaning ManJa Prameks itu kereta ecek-ecek. Ngga ada nomer kursi dan tempat duduknya ngga empuk. Bikin pegel pantat -__-”


Pernah juga saya naik bus dari Kebumen – Solo itu nyaris antara 6-7 jaman pegelnyaaaa..
Tapi biasanya kalo pulang itu naik kereta sampe stasiun Tugu trus jalan-jalan di Malioboro bentar, nah baru deh ke Giwangan pake Trans Jogja. Kadang kalo naik kereta sampe Kutoarjo disana udah magrib trus ngga ada bus yang ke Kebumen, kadang dari Kutoarjo – Sruweng aja pake dioper-oper dulu. Makanya mending naik busnya dari jogja.
Antara 6-7 jam itu kalo naik bus ekonomi atau yang ecek-ecek kalo saya sama temen-temen dulu sih bilangnya bus yang suka mbaor-mbaor dijalan gitu. Iya biasanya kan suka nawarin penumpang dengan triak-triak “Jogja Solo Jogja Solo” atau “Kebumen Gombong Kerto” .



Tapi kalo udah kemaleman missal sampe jam 7 malem baru di Giwangan mending naik bus Patas. Seringnya Efisiensi, ada ACnya dapet minum juga. Pernah juga dapet duduk diTL, tapi asik bisa liat jalanan dengan lebih luas. berhubung Kebumen itu dilewatin bus Cilacap maupun Purwokerto jadi kadang naik Jogja – Cilacap ataupun Jogja – Purwokerto. Tapi bayarnya sama, walaupun saya turun Kebumen ataupun Purwokerto tuh tetep bayar 50.000.
Kadang heran kalo liat sopir bus efisiensi dan bus biasa, kalo efisiensi sopirnya biasanya ramah suka becanda juga sambil nyetir. Beda sama bus biasa yang kesannya sangar dan galak, suaranya serem dan pembawaannya mau marah. Kayaknya ada faktor-faktor tertentu.





Di Solo ada Trans juga, namanya Batik Solo Trans (BST) pertama kali naik itu saya agak bingung. Soalnya saya ngerasa beda banget sama sistem di Trans Jogja. Kalo di trans jogja setiap halte ada peniketan dan bisa transite sesukanya di BST ngga. Saya pernah sekali berangkat bayar 3 kali. Konyol rasanya. Saya kan ngga tau koridor-koridornya kalo di halte jogja kan mas peniketan biasanya ngasih tau “naik 3A trus transit disitu ganti 2B” gitu-gitu jadi kan ngga bingung. Eh saya naik koridor 2, udah bayar dan ternyata salah trus disuruh pindah di koridor 1. Disitu ditarik tiket lagi, jadi udah bayar 2x. berhubung saya aja ngga tau tempatnya jadi saya Cuma ngomong lokasi tujuannya dan konyolnya saya  sampe mentok palur.


Aku : “mba masih jauh?”
Mbanya : “aduh mba udah kelewatan, maaf ya mba.”
Aku : “ohh” *agak bingung*
Mbanya : “nanti ikut baliknya aja mba, maaf banget ya mba.”
Aku : “iya ngga papa” *ngga ada pilian*
Mbanya : “tapi bayar lagi ya mba..”
Aku : “oh yaya,”

Darisini saya ngerasa di BST itu ngga ada sistem transite, yaa akhirnya saya bayar 3 kali untuk satu tujuan. Bener-bener konyol.

Trus kalo di BST itu kita bisa naik dan turun sembarang. Ngga perlu nyari halte buat naik, ngga perlu pilih halte buat turun. Tapi enaknya jadi kalo turun bebas pilih tempat dan kalo mau naik itu ngga perlu nunggu lama.

Beda sama trans jogja yang kadang harus nunggu sampe setengah jaman Cuma gara-gara trayek tujuan kita belom dateng. Trus juga turunnya itu loh, apalagi kalo mau ke Stasiun lempuyangan, ngga ada halte yang deket efeknya harus jalan kaki muter-muter dulu -,-”
Waktu itu pernah jalan kaki sama bapak-bapak dan cerita tentang trans gitu, tadinya ditawarin becak tapi mahalan becaknya dari tiket kereta :o


Trus pernah juga gas Solo sendiri, efeknya sampe 2 hari pegelnya ngga ilang-ilang. Ihh padahal saya ngga ada SIM, belum boleh, takut saya kelayapan ngga jelas kata ibu. Tapi uddah keluar masuk Provinsi :D


Pernah juga nitipin motor di Stasiun, etapi ternyata mahal ya. Semalemnya 4.000 kalo di tinggal 5hari lumayan nguras dompet deh buat anak kost.

Ngga tau kenapa kalo jalan balik itu selalu nyenengin, walopun capek rasanya tanpa beban. Beda sama ketika berangkat ke Solo, duhh rasanya beeratttttt banget.

Oiya sekarang mulai tanggal 8 November tiket kereta lokal udah berubah wujud lohh :D
Ini penampakannya ..



Sekarang rasanya udah biasa banget sama Jogja, iyalah tiap pulang pergi pasti lewat situ. Mau lewat mana lagi coba, Pantura?

@DearestSukma

©SUKMAGR34T
sukma w.
Pengaruh Kesehatan terhadap Psikologis
Oleh : Sukma Wardani
J100140035

Bagian tubuh manusia memiliki fungsi masing-masing yang digunakan untuk bertahan hidup. Namun ketika suatu bagian tubuh mulai berjalan tidak semestinya maka akan mengganggu bagian tubuh lainnya, terutama dalam bertahan hidup. Menurut WHO Kesehatan (health) diartikan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Sakit bukan merupakan keinginan atau harapan siapapun. Sakit adalah penderitaan didunia yang paling nyata, sehingga orang-orang mau melakukan apa saja agar bisa terbebas dari penyakit. Mereka rela menukar apapun demi kesembuhan dan kebebasan dari rasa sakit.  Oleh sebeb itu ketika seseorang divonis suatu penyakit, biasanya respon mereka adalah ketidak siapan. Pada tahap awal ketidak siapan tersebut ditunjukan dengan rasa cemas, khawatir, dan takut. Hal tersebut masih terbilang wajar, namun jangan terlalu lama berlarut-larut dalam perasaan cemas tersebut. Sebab psikologis seseorang juga berpengaruh pada kesehatannya.
Semakin banyak pikiran akan ketakutan dan kekhawatiran, maka dapat mengakibatkan tubuhnya bertambah lemah. Sebab orang yang sedang merasakan kalut, cemas, takut, ataupun sedih cenderung kurang memiliki nafsu makan, sehingga tubuh kekurangan nutrisi. Padahal pada saat-saat ini otak sedang banyak bekerja, dan tubuh pun sedang mencoba melawan penyakit yang ada didalam tubuh. Jika tubuh tidak mendapatkan nutrisi, maka semakin sulit untuk membuat antibodi untuk menyerang penyakit.
Selain itu tubuh juga perlu berolah raga. Jika sesorang terlalu larut dalam kesedihannya dia akan lupa makan kemudian lemas. Efeknya? dia akan malas menggerakkan tubuhnya, sehingga yang dia lakukan hanyalah berbaring diatas tempat tidur. Padahal hal tersebut sangat tidak dianjurkan. Sebab tubuh juga perlu bergerak, supaya aliran darah lancar dan dapat memompa jantung dengan sempurna. Berolahraga juga memiliki manfaat untuk pemadatan tulang, sehingga tidak mudah terkena osteoporosis serta tulang tidak mudah patah.
Biasanya yang membuat banyak pikiran dikala sakit adalah ketika harus menjalani opname dirumah sakit. Saat mereka harus tinggal dalam kotak kamar yang sempit seakan membuat dunia begitu kecil dan hampa. Mereka mulai merasakan kesepian dan kekosongan, sebab dunia mereka terasa sempit, hanya beberapa orang saja yang bisa mereka temui. Lalu tidak banyak tempat yang dapat mereka kunjungi. Perasaan ini dapat menambah tekanan batin dari para pasien, oleh sebab itu sebagai seorang pasien haruslah bisa menata hati miliknya agar tidak termakan oleh suasana. Sebab kecemasan ataupun kekalutan yang berlarut-larut dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Pada tahap lebih lanjut biasanya orang yang menderita penyakit tersebut sudah mulai mengerti akan keadaan dirinya. Sehingga orang tersebut cenderung menjadi pendiam dan mulai menarik diri dari lingkungannya. Mereka mulai merasa bahwa hidup itu tidak adil, pertanyaan-pertanyaan seperti kenapa harus ia yang mengalami dan menderita sakit itu mulai hinggap dalam benaknya. Tak jarang jika orang tersebut ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Bunuh diri terjadi ketika sesorang mulai merasa tertekan dengan beban hidup yang terasa sangat berat. Biasanya seseorang yang bunuh diri adalah orang yang menderita penyakit kronis, mereka telah mengikuti berbagai jenis pengobatan namun tidak kunjung sembuh, sedang orang-orang disekitarnya  kurang memberikan perhatian. Perasaan hampa dan rasa tidak berguna yang muncul dari diri seorang penderita penyakit kronis sangat sering dialami. Ada saatnya mereka merasa sangat berbeda dengan orang lain sehingga orang-orang seakan memperlakukannya dengan berbeda pula. Sudah semestinya orang-orang terdekat dari penderita selalu memberikan dukungan, semangat, dan menguatkannya. Agar dia tidak merasa menjalani masalahnya sendirian, sehingga dia memiliki semangat untuk sembuh kembali.
Selain perasaan ingin bunuh diri, gangguan psikologi yang dialami oleh penderita penyakit yang tidak bisa menerima kenyataan yaitu stress. Stress memiliki tingkatan yang berbeda-beda, dalam tingkatan ringannya biasanya hanya ditandai dengan seringnya murung atau tertawa tanpa sebab. Pada tingkatan yang mulai parah biasanya stress ditandai dengan seringnya berbicara sendiri dan menganggap bahwa dirinya baik-baik saja.
Dampak dari kesedihan tidaklah baik bagi kondisi tubuh, bahkan bagi orang yang sehat sekalipun. Ketika merasakan sedih yang begitu dalam, tubuh pun ikut meresponnya seperti meningkatnya suhu tubuh atau justru malah sedingin es. Berpikiran negatif hanya akan memperburuk kondisi kesehatan dan memberikan dampak yang negatif pula.
Ketika sampai pada tahap akhir biasanya orang yang divonis sakit sudah mulai menerima keadaan dan kenyataan. Biasanya orang-orang pada tahap ini cenderung mulai merasa lelah dan pasrah. Mereka mulai merasa bahwa hidup ini tidaklah lama lagi, sehingga mayoritas penderita penyakit di tahap akhir lebih sabar dan lebih mendekatkan diri pada yang Maha Pencipta. Harapan mereka apapun yang terjadi saat itu adalah yang terbaik.
Sakit, siapa yang ingin sakit? Tidak ada satu orang normal pun didunia ini yang menginginkan untuk segera sakit. Jika sakit bukan suatu keinginan dari siapapun, maka  sadarlah bahwa segala penyakit itu ada obatnya. Oleh sebab itu teruslah berjuang dan berusaha agar penyakit-penyakit segera lenyap dari tubuh.  Sebenarnya semua manusia memiliki potensi untuk sakit, hanya saja cara hidup dan kebiasaan lah yang membuat keadaan berbeda.
Masing-masing orang memiliki cara-cara tersendiri dalam menjalani hari-harinya ketika mereka sakit. Sakit tidak berarti harus selalu tidur melulu, sebab jika setiap hari hanyalah tidur pikiran akan terasa sempit dan jenuh. Hal tersebut yang mendorong munculnya pikiran-pikiran negatif akan kesembuhannya. Sebaiknya orang yang sedang sakit pun perlu refreshing  untuk menyegarkan pikirannya dan supaya terbuka wawasannya sehingga mereka bisa berpikir panjang sebelum menilai ataupun bertindak sesuatu.
Pikiran dan jiwa yang sehat dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik. Jadi supaya tubuh tetap sehat selalu berpikirlah tentang hal-hal yang positif dalam hidup. Saat suatu cobaan datang berpikirlah bahwa itu hanyalah ujian yang pasti akan berlalu seiring berjalannya waktu. Percayalah bahwa hidup ini tidaklah sendiri, jangan pernah berhenti berusaha dan berharap. Sebab masih banyak orang yang mungkin akan membutuhkan kita nantinya.
Be positive! Teruslah berpikir positif, agar selalu memberikan energi-energi positif pada orang-orang disekitar kita. Terutama jika sedang berada didekat seseorang yang sedang menderita suatu penyakit. Berilah dukungan, semangat, dan pancarkan aura-aura positif dalam diri kita, supaya mereka turut merasakan energi positif tersebut.


Daftar Pustaka :

Labels: 0 comments |