sukma w.

Rumah bercat putih dengan dinding berlumut dan banyak yang mengelupas. Halamannya sepi, bahkan terkesan kosong. Tidak ada mawar, tidak ada anggrek, ataupun melati. Hanya pohon-pohon besar dan tak terawatt yang tumbuh. Pagar besinya yang berkarat menimbulkan kesan tersendiri bagi rumah itu.
Rumah bergaya Belanda yang memiliki pintu dan jendela besar. Diterasnya terdapat meja kursi kuno, diatas meja tergeletak satu set peralatan minum yang antik namun dipenuhi dengan debu dan sarang laba-laba.
Meski terletak ditengah kota, rumah ini tak terawatt dan tak diketahui pemiliknya. Mulanya banyak orang yang ingin menggunakan atau mengalih fungsikan rumah ini, namun hal-hal tak terduga membuat mereka mengurungkan niatnya. Dan sampai saat ini belum ada orang yang berencana menempatinya.
****
Sekumpulan anak smp baru saja pulang sekolah, mereka berjalan beriringan sambil diselingi tawa. Tiba-tiba langkah mereka terhenti tepat didepan rumah besar bercat putih pucat.
“hey ada yang berani masuk rumah ini?” Tanya salah seorang dari mereka
“ngapain sih Ren, kayak kurang kerjaan aja,” sahut Fino
“Iya ngapain sih,” sahut teman yang lain
Rendi mengibaskan tangannya, “Alahh bilang aja kalian takut, huuu dasar cemen!”
“tapi kan . . .”  Fino bermaksud mencegah teman-temannya, tapi sepertinya tidak berhasil
“Dasar cemen lo..” tuding Rendy disertai tawa teman yang lain
Karena bujukan yang terkesan meledek, juga rasa penasaran akan rumah tersebut akhirnya Fino menyanggupi dan ikut masuk.
Rendy menengok kanan dan kirinya, memastikan tidak ada orang yang melihat. Kemudian ia mulai mendorong pagar besi tersebut.
‘drrrrettttttt….’
Suara yang menandakan pagar tersebut jarang disentuh bahkan dibuka terdengar berat.


-to be continue-

@dearestSukma
©sukmagr34t
sukma w.

        Putri berdiri didepan sebuah restoran Jepang ternama. Berkali-kali ia melirik arlojinya dan sesekali melihat orang-orang yang berlalu lalang didepannya.
“Arrrrghhh lama banget sih,” runtuk Putri
Tak berapa lama kemudian sebuah Honda jazz silver berhenti didepannya.
“Masuk Put,” kata pengemudi mobil tersebut
Putri duduk di jok mobil bagian depan samping pengemudi.
“kenapa sil?” Tanya Putri
“Gue ketemu Fania,” sahut Sisil
“Terus?”
“Gue pingin buat perhitungan sama dia,” kata Sisil lagi. Matanya masih tetap focus pada jalan didepannya.
Putri mengenyitkan keningnya, “Maksud lo?”
“Kita buat dia menyesal,” Sisil memandang Putri sebentar kemudian kembali pada setirnya, “Asal lo tau Fania itu sama sekali ngga ngerasa bersalah. Malah dia nyalahin kita semua,”
“Gue juga kemarin ketemu Fania,” ujar Putri, matanya menerawang keluar jendela.
“Dimana?” Tanya Sisil antusias
“kantor bokap,”
“dia kerja disana?”
“yaaa gitu deh,” sahut Putri dengan malas
“hahaha pecat aja deh, biar tau rasa!”
“dia cewek kakak gue,”
  ‘ckkkitttt’
Sisil mendadak menginjak rem mobilnya yang menimbulkan benturan dan kekacauan didalam mobil.
“Lo gila sil,” semprot Putri sembari membetulkan posisi duduknya
“ngga, ngga, kenapa bisa jadian sama kakak lo sih?!” tangan Sisil mengepal lalu memukul setir mobil, “Dasar cewek penjilat! Lo bilangin deh sama kakak lo kalo dia tuh bukan cewek baik-baik,”
“itu sih udah pasti, gue juga ngga setuju kok sama hubungan mereka,”
“oK lo atur rencananya. Kalo bisa sekalian bikin Fania sakit hati, gimana?” usul Sisil yang mulai melajukan mobilnya kembali.
Putri tersenyum sinis, “gampang, bisa diatur.”
***

“Gue mau ngomong sama lo,” kata Putri saat menemui Fania dikantin kantor
Fania tersenyum, “yaudah bilang aja,”
Putri menengok ke kanan dan kekiri, kemudian berkata pelan “Jangan disini,”
“Terus?”
“Ikut gue!”
Putri bangkit dari duduknya.  Begitu juga dengan Fania, ia mengikuti langkah putri yang penjang-panjang. Setelah sampai ditaman barulah Putri berhenti.
“Gue mau lo putusin kakak gue,” ucap Putri seketika dengan posisi masih membelakangi Fania
Fania berjalan mendekat untuk melihat raut wajah Putri. Apakah putrid serius dengan ucapannya, atau itu hanya leluconnya.
“kenapa?” Tanya Fania
Putri membalas tatapan Fania namun dengan tatapan lain, tatapan yang tidak bersahabat. “Karen ague ngga suka,”
“apa gue harus nurutin kata-kata lo?”
“yaaa terserah lo sihh,” Putri memutar bola matanya, “tapi yang jelas lo berdua gue pastiin end!”
“Gue ngga punya banyak waktu buat ngomongin hal yang ngga berguna,” Fania berbalik dan hendak melangkah pergi
Kini giliran Putri yang berbalik lalu ia berteriak, “itu syarat kalo lo pingin ketemu Lika,”
Seketika langkah Fania terhenti. Ia berpikir cukup keras sampai akhirnya kembali berbalik dan menatap Putri. Putri tersenyum licik, ia berjalan mendekati Fania yang mematung ditempat.
“Gimana lo tertarik sama tawaran gue??”



*to be continue*

©sukmagr34t
@dearestSukma
sukma w.

harusnya si dipost pas tanggal 4 juli, tapi ngga papa dehh
 

Kali ini lo harus bilang WAW!
9 dhe reunian buat pisahnya yang udah setahun ajah, semoga pertemanan dan persahabatan ini ngga berenti sampai disini. Harapannya masih bisa ada reuni-reuni tahun selanjutnya :)
Setelah kita kumpul dan cerita-cerita, ternyata ngga banyak perubahan dari diri kita semua.
Meski jarak dan waktu udah ngerubah segalanya, tapi nyatanya masih ada sisa yang tak bisa terhapus dan terubah.
Kebersamaan yang Cuma bisa didapet setahun sekali ini tentu ngga kita sia-siain.
Mulanya kita ngumpul didepan spenzaka pukul 10, diisi dengan salam-salaman dan ngerumpi  ngalor ngidul :D
Next setelah dimusyawarahkan dengan berbagai pertimbangan dan sangkalan, akhirnya memilih pergi ke waduk sempor.
Berangkat pukul 11 tapi karena keterbatasan kendaraanjadilah nyampe disana agak-agak ngga seperti yang diharapkan.
Meskipun harus ngegembel dengan duduk digerbang rumah orang selama 20 menit. Kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki, lalu terdampar diantara bukit dan bebatuan.
Setelah melewati perjalanan yang mengesankan kita nyampe sana lalu duduk-duduk sambil ngobrol tentunya..
Yang kita bicarain banyak dan kayaknya emang ngga ada abis-abisnya.
Walaupun udara disana dingin dan cuaca panas, atau kita menyebutnya nasdem :)
Pukul 2 kita memutuskan untuk pulang,
Eittts bukan pulang kerumah masing-masing loh, karena perjalanan belum selesai.
Rencananya kita mau kerumah salah satu temen kita yang hari ini ulang tahun.
Tapi sebelum pulang kita sempet-sempetin narsis dulu, lumayan buat nakut-nakutin tikus dirumah :p
Buat mudik kerumah temen kita itu digunakan sistim cenglu. Seperti yang dikatakan tadi, karena keterbatasan kendaraan.
Nyam disana kita merasa lega sekaligus laper. Bersyukur disana dikasih makan, meski awalnya pada malu-malu.
Setelah abis dan makanan udah turun kita mulai pamitan. Sebelum pulang kerumah masing-masing ngga lupa kita narsis (again).
Sekitar jem 5 kita semua bubar :)

The End

©sukma gr34t
@dearestSukma
sukma w.

Jalan yang ku lalui mungkin terlihat lancar,
Tapi apa mereka tau jika kendaraan yang digunakan memiliki kerusakan mesin cukiup rumit.
Memang tak terlihat, karena letaknya yang dalam dan tersembunyi.
Namun hal ini berpengaruh besar pada perjalananku.
Aku telah mencoba mengganti mesin itu, walau teramat disayangkan, dengan berat hati aku merelakan.
Tak berapa lama setelah kendaraanku berjalan lancar kembali, tiba-tiba jalannya mulai tersendat.
Sebuah kesalahan kecil membuat mesinnya kembali bermasalah.
Satu sekrup kecil terlepas, aku tak mungkin membeli satu buah sekrup sedang jika aku membeli terlalu banyak itu tidak dimungkinkan.
Yang bisa ku lakukan hanya mencoba, mencoba merekatkan semuanya dengan alternative lain.
Dan ternyata tidaklah mudah, butuh waktu lama untuk mengaitkannya tapi sangat mudah jika melepasnya.
Jadi yang ku lakukan saat ini hanya berjalan perlahan.
Tidak terlalu cepat, karena tak ingin kaitannya terlepas.
Tapi juga tidak lambat, karena aku tidak ingin tertinggal jauh.


Yang  ingin ku ungkapkan adalah aku memiliki beribu rasa dalam hatiku. Namun aku terlalu takut mengatakannya. Rasanya terlalu cengeng jika aku mengeluhkan jalan hidupku sendiri.
Semoga saja kau tau apa yang ku maksud dank u inginkan. Semua itu terlalu berada didalam. Mungkin tak seorangpun dapat menembusnya karena menurutku ini terlalu pribadi. Sekali lagi aku tak pantas mengeluhkannya.
Tapi terlalu berat jika kupikirkan sendiri, aku takut tak mampu bertahan. Kedengarannya aku terlalu pesimis. Namun kau tak tau kan rasanya jadi aku.
Berhentilah beranggapan hal ini sepele ..!
Kau tau rasanya patah hati?
Entahlah, aku pikir itu bukan hal penting.
Aku tidak merasakan patah hati dan belum pernah merasakannya.
Menurutku patah hati hanya bagian kecil dari hidup.
Apakah dia bagian dari jalanatau kendarannya aku tak tau pasti, namun sepertinya dia lebih kecil dari sekrup yang aku maksud.
Yaaa mungkin dia bukan bagian dari mesin, tapi hanya pelengkap.

Mereka selalu berkata “jangan dipikirkan” “jangan didengarkan” “bersabarlah” terimakasih.
Apa mereka tidakberpikir aku selalu berusaha bersabar, berusaha menutup telingaku rapat-rapat, dan membuang jauh-jauh perasaanku.
Tapi tetap saja aku tak mampu menanggungnya, rasanya begitu menusuk.
Aku tak tau apa yang ku tunggu disini, aku hanya menghabiskan massaku.
Sepertinya aku tak memiliki hal penting disini, aku belum pernah mendapatkan apa-apa, jadi apa yang aku pertahankan?
Aku masih terus mencari, mencari alasanku untuk bertahan.
Namun sepertinya kendaraanku salah palkir, ia berhenti dijalan menanjak.
Disitu tidak ada batu atau kayu yang mau menahannya.
Aku tak mengerti apa memang seperti itu aku sekarang ..



©sukmagr34t
@dearestSukma
sukma w.

++ prolog++

“aku akan tetap hidup selamanya, percayalah…”
“tapi…”
“ssstttt, ambillah benda itu, lalu kau minum dan ucapkan permohonanmu. Aku akan selalu disampingmu,”
Lelaki itu terdiam, menatap benda mungil didepannya kemudian beralih pada kekasihnya.
Kekasihnya tersenyum seraya menghembuskan nafas terakhir.
“Viona… kenapa kamu lakuin ini? Sebegitu beratkah hidupmu? Kenapa kamu ngga pernah cerita sebelumnya? Aku menyayangimu …”
Lelaki itu mencium kening kekasihnya –Viona- rasanya begitu dingin, sosok didepannya sekarang tak memiliki nyawa.
Semilir angin menerbangkan sebagian rambut Viona. Bekas luka terlihat samar-samar dipipinya, seperti bekas sayatan.
“sesulit itukah hidupmu…”



*to be continue*

@sukmagr34t
@DearestSukma