sukma w.
Pengaruh Kesehatan terhadap Psikologis
Oleh : Sukma Wardani
J100140035

Bagian tubuh manusia memiliki fungsi masing-masing yang digunakan untuk bertahan hidup. Namun ketika suatu bagian tubuh mulai berjalan tidak semestinya maka akan mengganggu bagian tubuh lainnya, terutama dalam bertahan hidup. Menurut WHO Kesehatan (health) diartikan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Sakit bukan merupakan keinginan atau harapan siapapun. Sakit adalah penderitaan didunia yang paling nyata, sehingga orang-orang mau melakukan apa saja agar bisa terbebas dari penyakit. Mereka rela menukar apapun demi kesembuhan dan kebebasan dari rasa sakit.  Oleh sebeb itu ketika seseorang divonis suatu penyakit, biasanya respon mereka adalah ketidak siapan. Pada tahap awal ketidak siapan tersebut ditunjukan dengan rasa cemas, khawatir, dan takut. Hal tersebut masih terbilang wajar, namun jangan terlalu lama berlarut-larut dalam perasaan cemas tersebut. Sebab psikologis seseorang juga berpengaruh pada kesehatannya.
Semakin banyak pikiran akan ketakutan dan kekhawatiran, maka dapat mengakibatkan tubuhnya bertambah lemah. Sebab orang yang sedang merasakan kalut, cemas, takut, ataupun sedih cenderung kurang memiliki nafsu makan, sehingga tubuh kekurangan nutrisi. Padahal pada saat-saat ini otak sedang banyak bekerja, dan tubuh pun sedang mencoba melawan penyakit yang ada didalam tubuh. Jika tubuh tidak mendapatkan nutrisi, maka semakin sulit untuk membuat antibodi untuk menyerang penyakit.
Selain itu tubuh juga perlu berolah raga. Jika sesorang terlalu larut dalam kesedihannya dia akan lupa makan kemudian lemas. Efeknya? dia akan malas menggerakkan tubuhnya, sehingga yang dia lakukan hanyalah berbaring diatas tempat tidur. Padahal hal tersebut sangat tidak dianjurkan. Sebab tubuh juga perlu bergerak, supaya aliran darah lancar dan dapat memompa jantung dengan sempurna. Berolahraga juga memiliki manfaat untuk pemadatan tulang, sehingga tidak mudah terkena osteoporosis serta tulang tidak mudah patah.
Biasanya yang membuat banyak pikiran dikala sakit adalah ketika harus menjalani opname dirumah sakit. Saat mereka harus tinggal dalam kotak kamar yang sempit seakan membuat dunia begitu kecil dan hampa. Mereka mulai merasakan kesepian dan kekosongan, sebab dunia mereka terasa sempit, hanya beberapa orang saja yang bisa mereka temui. Lalu tidak banyak tempat yang dapat mereka kunjungi. Perasaan ini dapat menambah tekanan batin dari para pasien, oleh sebab itu sebagai seorang pasien haruslah bisa menata hati miliknya agar tidak termakan oleh suasana. Sebab kecemasan ataupun kekalutan yang berlarut-larut dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Pada tahap lebih lanjut biasanya orang yang menderita penyakit tersebut sudah mulai mengerti akan keadaan dirinya. Sehingga orang tersebut cenderung menjadi pendiam dan mulai menarik diri dari lingkungannya. Mereka mulai merasa bahwa hidup itu tidak adil, pertanyaan-pertanyaan seperti kenapa harus ia yang mengalami dan menderita sakit itu mulai hinggap dalam benaknya. Tak jarang jika orang tersebut ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Bunuh diri terjadi ketika sesorang mulai merasa tertekan dengan beban hidup yang terasa sangat berat. Biasanya seseorang yang bunuh diri adalah orang yang menderita penyakit kronis, mereka telah mengikuti berbagai jenis pengobatan namun tidak kunjung sembuh, sedang orang-orang disekitarnya  kurang memberikan perhatian. Perasaan hampa dan rasa tidak berguna yang muncul dari diri seorang penderita penyakit kronis sangat sering dialami. Ada saatnya mereka merasa sangat berbeda dengan orang lain sehingga orang-orang seakan memperlakukannya dengan berbeda pula. Sudah semestinya orang-orang terdekat dari penderita selalu memberikan dukungan, semangat, dan menguatkannya. Agar dia tidak merasa menjalani masalahnya sendirian, sehingga dia memiliki semangat untuk sembuh kembali.
Selain perasaan ingin bunuh diri, gangguan psikologi yang dialami oleh penderita penyakit yang tidak bisa menerima kenyataan yaitu stress. Stress memiliki tingkatan yang berbeda-beda, dalam tingkatan ringannya biasanya hanya ditandai dengan seringnya murung atau tertawa tanpa sebab. Pada tingkatan yang mulai parah biasanya stress ditandai dengan seringnya berbicara sendiri dan menganggap bahwa dirinya baik-baik saja.
Dampak dari kesedihan tidaklah baik bagi kondisi tubuh, bahkan bagi orang yang sehat sekalipun. Ketika merasakan sedih yang begitu dalam, tubuh pun ikut meresponnya seperti meningkatnya suhu tubuh atau justru malah sedingin es. Berpikiran negatif hanya akan memperburuk kondisi kesehatan dan memberikan dampak yang negatif pula.
Ketika sampai pada tahap akhir biasanya orang yang divonis sakit sudah mulai menerima keadaan dan kenyataan. Biasanya orang-orang pada tahap ini cenderung mulai merasa lelah dan pasrah. Mereka mulai merasa bahwa hidup ini tidaklah lama lagi, sehingga mayoritas penderita penyakit di tahap akhir lebih sabar dan lebih mendekatkan diri pada yang Maha Pencipta. Harapan mereka apapun yang terjadi saat itu adalah yang terbaik.
Sakit, siapa yang ingin sakit? Tidak ada satu orang normal pun didunia ini yang menginginkan untuk segera sakit. Jika sakit bukan suatu keinginan dari siapapun, maka  sadarlah bahwa segala penyakit itu ada obatnya. Oleh sebab itu teruslah berjuang dan berusaha agar penyakit-penyakit segera lenyap dari tubuh.  Sebenarnya semua manusia memiliki potensi untuk sakit, hanya saja cara hidup dan kebiasaan lah yang membuat keadaan berbeda.
Masing-masing orang memiliki cara-cara tersendiri dalam menjalani hari-harinya ketika mereka sakit. Sakit tidak berarti harus selalu tidur melulu, sebab jika setiap hari hanyalah tidur pikiran akan terasa sempit dan jenuh. Hal tersebut yang mendorong munculnya pikiran-pikiran negatif akan kesembuhannya. Sebaiknya orang yang sedang sakit pun perlu refreshing  untuk menyegarkan pikirannya dan supaya terbuka wawasannya sehingga mereka bisa berpikir panjang sebelum menilai ataupun bertindak sesuatu.
Pikiran dan jiwa yang sehat dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik. Jadi supaya tubuh tetap sehat selalu berpikirlah tentang hal-hal yang positif dalam hidup. Saat suatu cobaan datang berpikirlah bahwa itu hanyalah ujian yang pasti akan berlalu seiring berjalannya waktu. Percayalah bahwa hidup ini tidaklah sendiri, jangan pernah berhenti berusaha dan berharap. Sebab masih banyak orang yang mungkin akan membutuhkan kita nantinya.
Be positive! Teruslah berpikir positif, agar selalu memberikan energi-energi positif pada orang-orang disekitar kita. Terutama jika sedang berada didekat seseorang yang sedang menderita suatu penyakit. Berilah dukungan, semangat, dan pancarkan aura-aura positif dalam diri kita, supaya mereka turut merasakan energi positif tersebut.


Daftar Pustaka :

Labels:
0 Responses

Post a Comment