senja
telah datang, menandakan hari kan petang. Saras duduk dibangku teras rumahnya
dengan perasaan sedikit kalut. Pasalnya malam ini akan diadakan semacam
syukuran ulang tahunnya. Jam berdenting 7 kali, para tamu pun mulai banyak yang
berdatangan.
“selamat ulang tahun Saras,”
ucap Tiara, lantas dilanjutkan dengan aksi cipika cipiki
“HBD ras,” sambung Murni
“iya, makasih…” ujar Saras
tersipu-sipu
Para tamu sedang mencicipi hidangan yang tersaji. Saras yang
gerah dengan suasananya pun memutuskan mengambil minum. Ketika Saras sedang
meletakkan gelasnya kembali, tak sengaja
ia menyenggol salah satu gelas
disampingnya. Isi gelas tersebut tumpah, menumpahi kemeja seorang lelaki didepannya.
“maaf,” ucap Saras sambil
mencoba membersihkan kemeja lelaki itu dengan tissue, “aku ngga sengaja.”
“arghhh, sial” erang lelaki
tersebut. Saras tertunduk dengan sejuta perasaan bersalah.
“ada apa nih?” Tanya Evan
yang tiba-tiba muncul
“nggg. . .anu,” sahut Saras
gelagapan
“baju gue ketumpahan air,
tapi ngga papa kok..” ujar lelaki itu angkat bicara
Saras menghembuskan nafas lega, setidaknya lelaki itu tidak
marah padanya.
“oh ya Ras, lo masih inget
sama dia kan?” Tanya Evan sembari menunjuk lelaki itu.
Saras menggeleng lemah.
Fajar menepuk pundak
Saras,”dia ini Reno, masa ngga inget sih. Setahun ngga ketemu aja lupa, dia
baru balik dari Belanda, tapi besok bakal berangkat lagi.”
Reno tersenyum. jantung Saras berdetak lebih cepat, nafasnya
seakan berhenti,lidahnya ngilu, dan kakinya membeku.
‘benarkah dia Reno, orang
yang selalu kutunggu ketika aku terjatuh dan berharap dia mau membantuku bangun
dari jatuhku..’ ucap Saras dalam hati
Usai acara Reno member Saras sebuah kado. Dengan rasa
penasaran sampe keubun-ubun Saras membuka kado tersebut.
Tarrrraaaaaaaa tratatata
traaaaa
-sebuah buku-
Senyum Saras memudar, “buku?
Hanya buku? Apa Reno sebegitu pelitnya sampe ngga mampu beli coklat atau bunga
atau apakek. Huh,” dengus Saras
Tiba-tiba angin berhembus agak cepat, menerbangkan beberapa halaman buku.
Ternyata ada sebuah halaman yang sengaja ditulis langsung oleh Reno. Dengan
hati-hati Saras membaca tulisan itu sekalimat demi kalimat, ia tak mau sampai
salah membaca meski hanya satu hiruf.
Isi tulisan itu berbunyi
Aku suka bulan, tapi lebih suka
dirimu
Aku rindu dengan kotaku, tapi
lebih merindukanmu
Aku ingin memiliki intan, labih
lebih ingin memiliki dirimu
Oh bidadariku,
Hanya dirimu dihatiku
Hati ini mati tanpamu
Bisakah kau memahami itu?
Cukup jelas. Semua orang
mengerti maksud puisi itu yang tak langsung berarti ‘aku menyukaimu’. Saras
tersenyum dan mendekap buku itu erat-erat.
The End
Post a Comment