sukma w.



Kesehatan merupakan suatu anugrah dari Sang Pencipta yang kadang terlewatkan. Padahal kesehatan adalah perkara vital yang patut disyukuri. Kebanyakan orang berpikir tolak ukur kesehatan hanya dilihat dari fisiknya. Namun sebenarnya orang yang sehat dinilai dari keadaan jasmani dan rohaninya. Ketika salah satu dari jasmani atau rohaninya mengalami gangguan, dapat dikatan orang tersebut sedang tidak sehat.


Kesehatan fisik yang baik cenderung lebih mudah dikenali, kondisi tubuh yang prima dan tidak mudah sakit menjadi salah satu tandanya. Sedangkan kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang. Apabila kesehatan mental seseorang terganggu, ia akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi.


Psikolog dan Psikiater sama-sama menangani keluhan kesehatan mental. 
Bedanya psikolog adalah tenaga ahli bidang kesehatan mental yang lulus dari program sarjana atau pascasarjana Psikologi. Sedangkan  psikiater adalah dokter medis yang lulus sarjana kedokteran dan mengambil spesialisasi atau bisa disebut dokter spesialis kedokteran jiwa. Perbedaan yang paling mendasar yaitu  karena seorang psikolog bukan dokter, psikolog tidak bisa meresepkan suatu obat.


Kesehatan mental itu ada di diri kita sendiri, bahkan kebanyakan keadaan mental yang ngga sehat dapat mempengaruhi kesehatan fisik kita. Misalnya karena cemas yang berlebihan, banyak pikiran, kalut, khawatir, sampai sulit untuk tidur. Secara ngga langsung kondisi tersebut mempengaruhi fisik kita yang jadi lemas, ngga nafsu makan, mata merah, yaaa semacam udah ngga ada semangat hidupnya gitu. Jika terus dibiarin lama-lama bisa depresi, yang paling parah sih bunuh diri.


Semua orang pasti pernah kan ngerasa cemas, tapi pernah ngga sih kita ngerasa cemas karena kita cemas.
Ehh gimana.. gimana..

Keluhan cemas dalam kesehatan fisik mungkin bisa diibaratkan dengan keluhan pusing ya. Nah aku pernah ngerasa cemas sama diriku sendiri karena kok aku kayak orang yang cuek banget, kurang peka, kurang bisa basa-basi, kurang bisa bergaul karena ngga pinter ngomong. Aku cemas dong sama diriku sendiri.
Apakah aku aneh?
Apa aku berbeda?
Apa aku normal?


Aku ngga tau gimana pandangan orang lain tentang sikapku. Tapi kadang aku ngerasa sendiri bahwa kemampuan untuk peka, peduli lingkungan, basa-basi yang walaupun Cuma dimulut aja tuh penting banget buat kehidupan. Sedangkan aku ngga bisa dan ngga punya kemampuan itu.


Setelah mikir berkali-kali, berminggu-minggu, dan mungkin beberapa bulan, akhirnya tanggal 25 Juni 2018 aku beraniin diri buat ke Psikolog di RSUD.


Sekarang ini masyarakat masih menganggap tabu tentang psikolog. Kebanyakan mereka beranggapan hanya orang gila yang datang ke psikolog. Waktu ambil nomer antrian ditanya sama petugasnya, ketika bilang mau ke klinik pasikologi dia liatin aku entah takjub atau takut.

Setelah bayar biaya administrasi aku langsung menuju ke ruangan klinik psikologi. Disitu sepi banget, Cuma ada satu pasien yang sepertinya baru selesai sesi konsultasinya. Sekitar 5 menit kemudian aku masuk ke dalam ruangan. Hari itu yang praktik ibu-ibu, awalnya beliau tanya gimana kok bisa kepikiran ke psikolog. Trus ya aku cerita gitu kann..
Kita ceritanya nyantai gitu sih, trus psikolognya bilang bahwa yang aku rasain ini normal. Katanya aku punya kepribadian introvert, aku pernah tulis disini ya. Dan ini normal-normal aja, ngga ada yang salah dari itu.


Psikolognya sempet tanya gini “Kamu nyaman ngga sama diri kamu sendiri?”
“Aku sih nyaman, Cuma orang lain sepertinya yang ngga nyaman ketika deket sama aku.” Kataku.
Trus psikolognya bilang “Kamu ngga perlu menyenangkan semua orang,”


Yaa trus aku masih cerita lagi dan dijawab lagi, kadang aku nyangkal, aku tanya gimana cara menghadapi ini dan itu. Trus dijawab lagi, kalo aku ngga setuju nanti juga ada pilihan lain begini begitu.


Jadi menurut aku ke psikolog itu bisa jadi tempat curhat yang ngga bocor dan punya solusi. Coba kalo curhatnya sama temen, solusi ngga ada, yang ada malah digosipin.



Awal mau ke psikolog sempet kepikiran berapa ya biayanya? Oiya klinik psikologi di RS sini tidak discover BPJS ya. Tapi biayanya ngga mahal kok.
Biaya administrasi 16.000
Biaya Konseling 1 sesi 23.500
Jadi total 39.400
Lumayan terjangkau kan.



Jadi kenapa masih takut konsultasi kesehatan mental?


#WorldMentalHealthDay

0 Responses

Post a Comment