Putri berdiri
didepan sebuah restoran Jepang ternama. Berkali-kali ia melirik arlojinya dan
sesekali melihat orang-orang yang berlalu lalang didepannya.
“Arrrrghhh lama banget sih,” runtuk Putri
Tak berapa lama kemudian sebuah Honda jazz silver berhenti
didepannya.
“Masuk Put,” kata pengemudi mobil tersebut
Putri duduk di jok mobil bagian depan samping pengemudi.
“kenapa sil?” Tanya Putri
“Gue ketemu Fania,” sahut Sisil
“Terus?”
“Gue pingin buat perhitungan sama dia,” kata Sisil lagi. Matanya
masih tetap focus pada jalan didepannya.
Putri mengenyitkan keningnya, “Maksud lo?”
“Kita buat dia menyesal,” Sisil memandang Putri sebentar
kemudian kembali pada setirnya, “Asal lo tau Fania itu sama sekali ngga ngerasa
bersalah. Malah dia nyalahin kita semua,”
“Gue juga kemarin ketemu Fania,” ujar Putri, matanya
menerawang keluar jendela.
“Dimana?” Tanya Sisil antusias
“kantor bokap,”
“dia kerja disana?”
“yaaa gitu deh,” sahut Putri dengan malas
“hahaha pecat aja deh, biar tau rasa!”
“dia cewek kakak gue,”
‘ckkkitttt’
Sisil mendadak menginjak rem mobilnya yang menimbulkan
benturan dan kekacauan didalam mobil.
“Lo gila sil,” semprot Putri sembari membetulkan posisi
duduknya
“ngga, ngga, kenapa bisa jadian sama kakak lo sih?!” tangan
Sisil mengepal lalu memukul setir mobil, “Dasar cewek penjilat! Lo bilangin deh
sama kakak lo kalo dia tuh bukan cewek baik-baik,”
“itu sih udah pasti, gue juga ngga setuju kok sama hubungan
mereka,”
“oK lo atur rencananya. Kalo bisa sekalian bikin Fania sakit
hati, gimana?” usul Sisil yang mulai melajukan mobilnya kembali.
Putri tersenyum sinis, “gampang, bisa diatur.”
***
“Gue mau ngomong sama lo,” kata Putri saat menemui Fania
dikantin kantor
Fania tersenyum, “yaudah bilang aja,”
Putri menengok ke kanan dan kekiri, kemudian berkata pelan “Jangan
disini,”
“Terus?”
“Ikut gue!”
Putri bangkit dari duduknya.
Begitu juga dengan Fania, ia mengikuti langkah putri yang
penjang-panjang. Setelah sampai ditaman barulah Putri berhenti.
“Gue mau lo putusin kakak gue,” ucap Putri seketika dengan
posisi masih membelakangi Fania
Fania berjalan mendekat untuk melihat raut wajah Putri. Apakah
putrid serius dengan ucapannya, atau itu hanya leluconnya.
“kenapa?” Tanya Fania
Putri membalas tatapan Fania namun dengan tatapan lain,
tatapan yang tidak bersahabat. “Karen ague ngga suka,”
“apa gue harus nurutin kata-kata lo?”
“yaaa terserah lo sihh,” Putri memutar bola matanya, “tapi
yang jelas lo berdua gue pastiin end!”
“Gue ngga punya banyak waktu buat ngomongin hal yang ngga
berguna,” Fania berbalik dan hendak melangkah pergi
Kini giliran Putri yang berbalik lalu ia berteriak, “itu
syarat kalo lo pingin ketemu Lika,”
Seketika langkah Fania terhenti. Ia berpikir cukup keras
sampai akhirnya kembali berbalik dan menatap Putri. Putri tersenyum licik, ia
berjalan mendekati Fania yang mematung ditempat.
“Gimana lo tertarik sama tawaran gue??”
*to be continue*
©sukmagr34t
@dearestSukma
Post a Comment