Mekanisme
fight or flight
Dalam tubuh kita terdapat reaksi alami yang muncul
ketika kita mendapat ancaman maupun bahaya. Disebut respon Fight or Flight
(Bertempur atau Lari).
Misalnya ketika ujian praktikum padahal semalam
belum belajar, ketika malam berjalan sendirian, ketika dikejar anjing, bisa
juga ketika dikejar deadline nikah hehe.
Respon Fight or Flight itu sendiri biasanya
berimbas pada meningkatnya produksi
keringat, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah serta napas menjadi
lebih cepat.
Respon tersebut diduga meningkatkan produksi
hormone adrenalin. Hormone ini membantu kita berjalan lebih cepat dan berjuang
lebih keras. Selain itu juga membuat
perhatian kita terpusat pada ancaman sehingga mengesampingkan segala sesuatu
yang lain.
Misalnya saja ketika berjalan ditempat gelap
sendirian, disitu kita mendapat dua pilihan Bertempur atau Lari. Pada beberapa
orang kondisi tersebut malam membuatnya bertambah berani dan bersemangat supaya
cepat keluar dari lokasi tersebut, sehingga perhatian kita lebih terpusat pada
jalan keluar meskipun ada kucing lucu yang minta digendong tetep aja kita bakal
cuek dan fokus. Ada pula yang memilih lari yaitu dengan menangis dan kembali ke
posisi semula.
Keadaan tersebut memang membuat kita bersemangat
tapi sekaligus juga cemas, gelisah, mudah tersinggung, dan sulit berpikir
jernih sehingga mengurangi kemampuan kita untuk bekerja dengan efektif.
Efek tersebut bukanlah tanpa fungsi, karena
sebenarnya itu merupakan “alarm” dari tubuh dalam mendeteksi adanya ancaman.
Meski kadang ancaman tersebut tidak terlalu membahayakan jiwa. Tidak jarang
kita berpikir “kenapa degdegan?” , “penyebabnya apa?”, “ini salah siapa?”.
Kita tidak sadar memicunya atau bahkan tidak tau
apa yang terjadi hingga proses ini berjalan.
Hal itu karena kondisi yang didominasi oleh saraf
simpatis. Sistem saraf Simpatis masuk kedalam divisi sistem saraf otonom
yangmana kerjanya tanpa disadari dan tidak
dapat dikendalikan.
Lalu
apa hubungannya dengan Hiperhidrosis?
Hiperhidrosis sendiri merupakan keadaan dimana
tubuh memproduksi keringat secara berlebihan.
Keringat yang dimaksud disini bukan keringat yang
bau karena habis olahraga ataupun bekerja berat. Tapi lebih mirip keringat pada
respon Fight or Flight.
Keringat berlebihan pada telapak tangan dan
telapak kaki disebut Hiperhidrosis palmar dan plantar. Terjadi karena
hiperaktivitas sistem saraf simpatis yang meningkatkan kelenjar keringat.
Tidak
dapat dikendalikan dan Tidak diketahui sebabnya.
Normalnya keringat akan muncul ketika ada pemicu,
respon Fight or Flight. Tapi pada kasus hiperhidrosis keringat pada telapak
tangan dan kaki muncul tanpa ada sebabnya. Padahal sistem saraf simpatis tidak
dapat dikendalikan oleh manusia, sehingga kondisi tersebut cukup meresahkan.
Telapak tangan berkeringat kadang dikaitkan dengan
penyakit-penyakit organ dalam, padahal respon fight or flight itu sendiri
memang berhubungan dengan organ dalam (denyut jantung meningkat, napas cepat).
Bukan berarti paru-paru basah atupun gagal jantung.
Kelebihan keringat. Hanya sebuah kelebihan yang
tidak semua orang meraskannya.
Ada beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan
untuk membantu meminimalisir hiperhidrosis namun bukan berarti menghilangkan.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Sebab pengeluaran keringat memang
dibutuhkan oleh manusia, jika dihambat justru dapat menimbulkan penyakit bisa
jadi malah keluar keringat melalui organ tubuh bagian yang lain.
Penggunaan obat-obatan yang berlebihan dan
berkepanjangan pun memiliki efek samping yang tidak kalah resikonya.
Suntik toxin meski diklaim lebih efektif namun
dengan harga yang relatif mahal.
Dalam tubuh manusia sebenarnya berpotensi
menghasilkan tegangan listrik, penggunaan terapi listrik sudah banyak
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Salah satunya dengan metode
Iontophoresis. Disarankan menggunakan
dosis harian.
Ada kalanya kelebihan menjadi sebuah kekurangan,
dan kekurangan menjadi suatu kelebihan :)
Post a Comment