pintu masuk |
Benteng dengan bentuk
oktagonal (segi delapan) berwarna merah ini terletak di Kebumen. Tepatnya di
Jalan Sapta Marga, Desa Sedayu, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa
Tengah, berjarak kurang lebih 500 meter dari jalan raya Purwokerto – Yogyakarta.
Van Der Wijk
diperkirakan dibangun pada tahun 1818, didirikan
atas prakarsa Jenderal Van den Bosc dengan cara kerja paksa. Benteng ini
memiliki dua lantai yang masing-masing luasnya
3606 m2 dan memiliki tinggi 9,67 m. Di dalamnya terdapat 16
ruangan besar dengan luas masing-masing 7,5x11,32 meter dan 27 ruangan kecil. Warna
merah pada dinding luarnya berasal dari batu bata yang digunakan, yaitu batu
bata merah.
Dulunya benteng ini
digunakan sebagai markas pertahanan Belanda serta sebagai tempat pendidikan
militer. Mantan Presiden Soeharto saat masuk
KNIL (Koninklijke Nederlands Indische Leger) juga dilatih di sini. Setelah
Belanda meninggalkan Indonesia, pada tahun 1948 sampai sekarang TNI AD
memanfaatkan benteng ini menjadi sekolah militer yang disebut Sekolah Calon Tamtama
(Secata).
dari gerbang utama |
Jarak
gerbang utama dengan pintu masuk sekitar 100 meter, namun kita tidak akan bosan
berjalan disini sebab di kanan kirinya banyak terdapat wahana permainan mulai dari
bebek air, kereta mini, permainan robot, komedi putar dan masih banyak lainnya.
Dengan menaiki kereta mini kita dapat merasakan mengelilingi benteng merah ini
tanpa harus berjalan kaki. Namun jika ingin lebih menikmati suasana pelataran
benteng lebih disarankan untuk berjalan kaki saja.
permainan |
kolam |
Di
lantai satu terdapat ruangan yang berisi
foto-foto benteng pada jaman dahulu sebelum dipugar, dan sesudah
dipugar, serta foto para jendral yang pernah memimpin ataupun berkuasa disini.
Darisinilah kita bisa belajar mengenai sejarah yang pernah terjadi di benteng
ini. Melaui foto-foto tersebut kita dapat mengetahui keadaan sekitar benteng
pada jaman dahulu serta gambaran kehidupan yang dijalani oleh orang-orang
terdahulu. Melihat sejarah artinya mencoba melihat masa lalu yang telah
terjadi, sehingga kita dapat belajar dari pengalaman tersebut.
lantai dua |
Naik
ke lantai dua kita akan menemui ruangan yang semuanya nyaris sama, dengan warna
putih disetiap dindingnya. Disini terdapat banyak jendela besar, baik yang
menghadap ke tengah benteng maupun ke luar benteng. Dari sini pula kita dapat
melihat bahwa benteng ini berbentuk segi delapan, hingga tidak mustahil jika
nantinya kita hanya berputar-putar dilantai ini tanpa ada ujungnya.
atap benteng |
kereta mini atap benteng |
Jika kita naik lagi ke lantai tiga maka
sampailah di atap benteng. Atap ini terbuat dari batu bata yang kokoh sehingga
tidak akan mudah rusak jika diinjak. Di
atap ini terdapat kereta mini yang
nantinya akan berputar tepat diatas
benteng, dari sini kita juga dapat melihat pelataran benteng dan sekitarnya
serta para prajurit yang sedang berlatih.
alat perang |
Setelah
direnovasi menjadi tempat wisata area ini ada yang difungsikan sebagai hotel, ruangan
serbaguna, dan terdapat foodcort di beberapa sisi benteng yang dimaksudkan
untuk menunjang fasilitas bagi pengunjung. Selain itu di sudut-sudut benteng juga terdapat replika kendaraan perang serta
taman yang berisi patung-patung unik yang bisa dinaiki. Sehingga benteng ini
tidak hanya berisi bangunan tua tapi juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat
rekreasi keluarga.
Mengunjungi tempat wisata, terlebih
lagi yang memiliki nilai sejarah mestinya juga harus turut menjaga kebersihan.
Sayangnya tidak semua orang memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan,
terutama dalam membuang sampah. Cinta wisata, artinya mencakup mencintai
lingkungan maka mulailah dari hal-hal kecil.
Referensi:
menambah pengetahuan sejarah
rekreasi di benteng van der wijck
terima kasih tutorialnya
sama-sama.. silakan berkunjung 😊