SELAMAT HARI KESEHATAN SE-DUNIA :)
Iya sekarang tanggal 7 April, memperingati hari
kesehatan se dunia..
Merokok adalah suatu perbuatan dimana seseorang
menghisap rokok (tembakau). Bahaya merokok bagi kesehatan telah dibicarakan dan
diakui secara luas. Penelitian yang dilakukan para ahli memberikan bukti nyata
adanya bahaya merokok bagi kesehatan si perokok dan bahkan pada orang di
sekitarnya.
Motivasi
seseorang untuk merokok
Universitas Southampton di Inggris telah mengadakan sebuah kajian tentang sebab-sebab orang merokok, hasilnya menunjukkan bahwa seseorang menjadi perokok secara umum memiliki motivas-motivasi seperti berikut diantaranya:
1) Mengurangi ketegangan syaraf dan menghilangkan rasa lelah.
2) Mengendorkan persendian dan mendapatkan kelegaan setelah merokok.
3) Merokok untuk menyendiri, sebagian orang akan merasakan kenikmatan merokok seorang diri yang jauh dari pandangan orang lain.
4) Merokok setelah atau sambil beraktifitas, seperti merokok setelah makan, atau setelah minum kopi atau teh.
5) Merokok sebagai pengganti makanan, karena merokok dapat mengurangi nafsu makan sehingga konsumsi makanannya berkurang.
6) Merokok sebagai sikap sosial, yaitu jika berkumpul bersama temamteman, terlebih lagi jika dalam sebuah acara tertentu.
7) Merokok untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Ada orang-orang yang apabila ditimpa kegundahan, kesempitan atau rasa cemas dalam satu masalah segera menyalakan rokok untuk menghindarinya.
Dan berdasarkan penelitian di Universitas King Sa’ud (Saudi Arabia), menyebutkan beberapa sebab yang mendorong seseorang untuk merokok, diantaranya:
1) Anak yang mencontoh perbuatan bapaknya yang merokok dan tidak adanya larangan dari orang tuanya.
2) Bergaul bersama para perokok, khususnya pada usia menjelang dewasa.
3) Ingin menampilkan kejantanannya pada usia muda.
4) Rasa gelisah dan gundah yang diiringi dengan kekosongan rohani ditambah waktu luang yang menjadikan seseorang ingin lari darinya dengan berbagai macam cara.
5) Tidak adanya pemahaman yang cukup tentang bahaya rokok.
6) Lemahnya dorongan keimanan dalam hati sehingga membuat seseorang tidak memperdulikan apa yang akan menimpa dirinya.
Universitas Southampton di Inggris telah mengadakan sebuah kajian tentang sebab-sebab orang merokok, hasilnya menunjukkan bahwa seseorang menjadi perokok secara umum memiliki motivas-motivasi seperti berikut diantaranya:
1) Mengurangi ketegangan syaraf dan menghilangkan rasa lelah.
2) Mengendorkan persendian dan mendapatkan kelegaan setelah merokok.
3) Merokok untuk menyendiri, sebagian orang akan merasakan kenikmatan merokok seorang diri yang jauh dari pandangan orang lain.
4) Merokok setelah atau sambil beraktifitas, seperti merokok setelah makan, atau setelah minum kopi atau teh.
5) Merokok sebagai pengganti makanan, karena merokok dapat mengurangi nafsu makan sehingga konsumsi makanannya berkurang.
6) Merokok sebagai sikap sosial, yaitu jika berkumpul bersama temamteman, terlebih lagi jika dalam sebuah acara tertentu.
7) Merokok untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Ada orang-orang yang apabila ditimpa kegundahan, kesempitan atau rasa cemas dalam satu masalah segera menyalakan rokok untuk menghindarinya.
Dan berdasarkan penelitian di Universitas King Sa’ud (Saudi Arabia), menyebutkan beberapa sebab yang mendorong seseorang untuk merokok, diantaranya:
1) Anak yang mencontoh perbuatan bapaknya yang merokok dan tidak adanya larangan dari orang tuanya.
2) Bergaul bersama para perokok, khususnya pada usia menjelang dewasa.
3) Ingin menampilkan kejantanannya pada usia muda.
4) Rasa gelisah dan gundah yang diiringi dengan kekosongan rohani ditambah waktu luang yang menjadikan seseorang ingin lari darinya dengan berbagai macam cara.
5) Tidak adanya pemahaman yang cukup tentang bahaya rokok.
6) Lemahnya dorongan keimanan dalam hati sehingga membuat seseorang tidak memperdulikan apa yang akan menimpa dirinya.
Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika merokok
dapat memberikan efek negativ jangka pendek maupu jangka panjang. Sebagai anak
kesehatan, khususnya Fisioterapi yang memiliki
peran promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Yang salah satunya
Pencegahan, boleh lah kita lihat dari hal kecil dulu. Yaa yang sedang marak
dilingkungan sekitar kita.
Saya ngga lagi nulis teori yang panjang lebar
tentang bahaya merokok, karena udah begitu banyak yang ngebahas tentang rokok.
Rokok. Iya benda kecil yang polos dan seakan tanpa
dosa itu siapa sangka tiap kali menghirup asapnya baik sengaja ataupun ngga itu
sama aja udah menghirup 4000 macam racun.
Kadang saya bingung, semua orang memiliki Hak.
Perokok memiliki hak untuk merokok. Dan saya memiliki hak untuk menghirup udara
tanpa racun. Jadi gimana dong? Sedang saya kan ngga selalu berada dilingkungan
FIK yang bertuliskan Area bebas asap rokok.
Beruntung keluarga saya bukan keluarga perokok,
jadi rumah saya selalu bebas dari asap rokok. Yaa kecuali kalo lagi ada tamu.
Merokok selain berbahaya bagi diri sendiri juga
berbahaya bagi orang lain. Dibungkusnya aja udah tertulis dengan jelas merokok
dapat menyebabkan kanker, gangguan kehamilan, impoten, jantung, paru-paru, dkk.
Tapi tetep aja masyarakat mengganggap remeh semua peringatan itu.
Padahal ya sekitar 5 juta kematian di dunia itu
disebabkan karena merokok, iya sih lumayan bisa mengurangi kepadatan penduduk
tapi ngga gitu juga ah.
kita semua udah tahu bahwa rokok berdampak buruk bagi
kesehatan. Cuma masalahnya bagi perokok, karena sudah kecanduan, ngga
mudah bagi mereka untuk meyakinkan diri supaya ngga merokok.
Bagi perokok, kadang-kadang yang menjadi patokan dampak merokok buat mereka adalah gangguan pernapasan. Sehingga jika mereka tidak batuk dan tidak sesak napas, mereka masih tetap merokok. Padahal efek samping dari merokok tidak melulu berdampak pada saluran pernapasan. Tampaknya mereka harus “kapok” terlebih dahulu sebelum berhenti merokok.
Bagi perokok, kadang-kadang yang menjadi patokan dampak merokok buat mereka adalah gangguan pernapasan. Sehingga jika mereka tidak batuk dan tidak sesak napas, mereka masih tetap merokok. Padahal efek samping dari merokok tidak melulu berdampak pada saluran pernapasan. Tampaknya mereka harus “kapok” terlebih dahulu sebelum berhenti merokok.
Kadang saya penasaran kenapa mereka rela ngeluarin
uang Cuma demi beli asap? Itu sama aja pemborosan dan mubazir kata pak uztad.
Kadang saya iri..
Waktu kecil saya tuh dulu ngga sengaja minum air
ketuban. Iya pas jaman masih bayi, ketubannya udah pecah dulu sebelum saya
lahir. Yaudah ya sayanya renang gitu kali didalem, tapi berhubung belom latian
jadi malah keminum dan kehirup. Masuk ke hidung dan otomatis masuk ke
paru-paru.
Pas baru lahir gitu kata ibu sayanya ngga bisa
nangis, terus ya air yang masuk hidung disedot-sedot gitu biar bisa nangis (?)
Efeknya?
Flek paru-paru.
Awalnya sih belom tau ya, yang jelas sih dulu saya
sering batuk ngga sembuh-sembuh. Sampai akhirnya check di spesialis paru-paru
dan di rongent baru deh ketauan efek dari berenang saya itu.
Dulu kan ya saya masih kecil gitu, disuruh minum
obat selama 6 bulan tanpa berenti. Sekali aja lupa minum obat harus ngulangin
dari awal lagi. Obatnya lumayan banyak,
warnanya merah darah gitu udah digerus. Dan selama itu yaa saya jalanin aja
sih.
Heran
kan, ketika saya berusaha pingin sembuh ehh liat orang-orang diluar sana yang
ngerusak dirinya sendiri. Daripada dirusak gitu kenapa
dulu kita ngga tukeran paru-paru aja yak?
Setelah 6 bulan berlalu itu saya jadi rada trauma
sama yang namanya sakit. Karena keseringen sakit, saya takut sakit. Saya takut
kerumah sakit, takut kuman-kuman yang dirumah sakit nempel ke saya trus malah
ketularan. Saya antisipasi sama orang yang lagi sakit, selalu berusaha jaga
jarak sama orang yang lagi gejala maupun lagi sakit. Saya jadi terlalu
perfectsionis, kalo minum ataupun makan saya ngga berani barengan. Kalo saya
bawa minum dan temen saya ada yang minta minum saya, saya ngga mau minum itu
lagi. Saya takut sakit.
Tapi sekarang saya udah ngga terlalu gitu banget,
Cuma kalo sama asap rokok saya masih anti. Dan saya sebel banget sama orang
yang ngrokok, tapi kan ngga mungkin saya bilang dimukanya langsung.
Ahh ayolah sakit itu ngga enak, kenapa kalian
pingin sakit?
Harusnya sih lebih banyak bersyukur, menjaga diri
sendiri dulu aja deh. Sama diri sendiri aja tega, apalagi sama orang lain?
Orang-orang
kayak mereka yang diri sendirinya aja ngga dihargain, apalagi kamu?
Saya ngga paham pemikiran mereka..
Tugas sesama manusia itu mengingatkan.
Merokok? Sah-sah aja.
Asal siap sakit. Tanggung resikonya.
Dan ngga usah dibagi-bagi ke orang lain.
Oke?
Diri sendiri yang jaga juga diri sendiri, toh kalo
sakit yang ngerasain juga diri sendiri.
Orang lain? Mereka Cuma penonton.
Kamu pemeran utamanya,
Dan kamulah yang harus menentukan akhir dari
ceritamu sendiri.
SALAM SEHAT :)
Referensi:
@DearestSukma
©SUKMAGR34T
Post a Comment