Putri tersenyum licik, ia berjalan mendekati Fania yang
mematung ditempat.
“Gimana lo tertarik sama tawaran gue??”
“…..” Fania terdiam
“Lo tau ngga keadaan Lika?” Putri menatap langit seakan
menerawang, “Dia bener-bener kacau, gue kasihan sama dia. Tapi ngga ada satupun
ucapan gue yang dia dengerin. Gue ngerasa ngga berguna banget.”
“…..” Fania masih terdiam, dia bimbang dan kalut. Apa
mungkin ia akan mengorbankan cintanya untuk kesalahannya dulu? Tapi ia juga
ingin menemui Lika, sosok yang pernah dibuatnya menderita.
“Itu sih kalo lo masih punya hati.” Ujar Putri tersenyum
dengan dibuat-buat, kemudia ia berlalu.
***
Hari mulai
petang, bersamaan dengan itu hujan mengguyur dengan derasnya. Namun ternyata
hujan tak mampu menghentikan aktivitas manusia, malah ia justru membantu
sebagian manusia.
Fania duduk
didepan jendela apartmennya, ia menerawang jauh kelangit. Gemercik hujan
menambah syahdu lamunannya. Ia ingat dan benar-benar hafal, apa yang sebenarnya
diinginkan manusia pernah ia dapatkan. Tapi itu dulu dan ngga akan mungkin
terulang.
“Mungkin dunia emangh udah berubah,” gumah Fania pelan.
Kadang ia
merasa ingin menyerah menghadapi dunia ini sendiri. tapi jika ia menyerah
berarti semua akan berakhir dengan sedih, sad ending. Dan yang Fania inginkan
adalah happy ending. Jadi ia akan tetap berjuang dan bertahan meski dunia tak
memihaknya lagi. namun ia percaya jalan yang terbaik pasti untuknya, meski
bukan yang ia inginkan.
***
@Dearestsukma
©sukmaGR34T
Post a Comment