sukma w.

                Setelah insiden tempo hari, makin jarang orang yang sekedar mampir atau iseng dengan rumah bercat putih itu. Bahkan Rendy sudah tidak mau bahkan hanya untuk memandangnya saja. Ia telah berkoar-koar sampai penjuru sekolah tentang pengalamannya, hingga biang-biang gossip mengembangakan cerita tersebut keberbagai versi. Tentu saja sangat berlebihan dan menyimpang dari kenyataan.
      Bagi rendy ulah biang gossip itu justru sangat menguntungkan. Selain namanya bertambah melambung, ia juga makin keren dengan predikat pemberani.
Lain halnya dengan Fino, ia justru masih teramat penasaran dengan semua kejadian yang ia lihat dirumah tersebut. Setiap pulang sekolah Fino tidak pernah lepas memandang rumah itu. Seperti saat ini, ketika ia berjalan bersama teman-temannya mendadak langkahnya terhenti didepan pagar rumah tua itu.
“Jangan diliatin mulu Fin,” seru Adit
      Namun sepertinya Fino tidak memedulikan panggilan itu. Kakinya justru mulai berjalan mendekati pagar sementara tangannya hendakmembuka pagar tersebut.
      Rendy berlari mendekati Fino, “Jangan gila lo! Buruan pergi dari sini,”
      Dengan setengah menyeret Fino, Rendy ngedumel sendiri. ia tau apa yang ada dipikiran Fino, karenanya ia langsung menggagalkannya.
      Sekitar 5 meter berjalan menjauh dari rumah tua, Fino mulai terasa lemas dalam cengkraman Rendy. Rendy yang sadar akan hal itu mendudukan Fino pada kursi yang berada didepan warung.
“Ternyata sampai segitu pengaruhnya..” lirih Rendy
“Kenapa Ren?” Tanya Satria sembari ikut duduk disamping Fino.
“Ngga, ngga papa” kilah Rendy
      Sekarang Rendy merasa menyesal telah mengajak teman-temannya masuk kerumah tersebut. Mungkin ngga semua orang tau jika salah satu dari mereka telah diincar. Ia mulai sadar jika salah satu orang itu adalah Fino. Sebab Fino sering berdiri melamun didepan rumah bercat putih itu.
      Sepertinya saat ini Rendy memiliki tugas yang cukup serius, yaitu menjaga Fino.
***


@DearestSukma
©sukmaGR34T
0 Responses

Post a Comment