sukma w.
Malam yang sepi tanpa bintang dan bulan. Mungkin orang-orang masih enggan keluar rumah,karena sedari sore hujan turun dengan derasnya. Seorang gadis terduduk diranjangnya. Gadis itu memeluk boneka kesayangannya,tak lepas dari itu semyumnya yang merekah sedari 10 menit yang lalu. Tepatnya setelah ia mendapat telpon dari seseorang. 20 detik. Hanya 20 detik gadis itu bertelpon ria, dan selama 20 detik itu tak banyak kata yang gadis itu ucapkan namun anehnya senyuman itu masih terpancar.
Bukan, bukan dari kekasihnya. Bukan pula bank,yang akan memberi tahu bahwa ia mendapat hadiah. Tapi dia adalah masa lalu gadis itu, walaupun hanya masa lalu tapi kekerabatan antara gadis dan orang itu tidak akan pernah putus, walau perpisahan sekalipun.

"akkkku kaaaaaaangennnn Ayaaaahh....." hanya kalimat itu yang gadis itu ucapkan.
Kenapa hanya kalimat itu?? Karena gadis itu tidak bisa berkata apa-apa jika sudah berhadapan atau berbicara dengan Ayahnya.
Sungguh jauh dilubuk hatinya ia teramat sangat marah 'AYAH YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB' ingin rasanya ia memarahi ayahnya, menangis dihadapan ayahnya, berteriak dan mengadu pada sang ayah,karena ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang darinya.
Sedari 8 tahun hanya 2x ia berbicara dengan ayahnya,itupun hanya sebentar. Bagaimana dia tidak marah dan tidak membenci ayahnya. Namun entah karena apa kata-kata yang ingin ia ucapkan selalu hilang. Gadis itu selalu mati kutu jika sedang berbicara dengan ayahnya.
"ayah.....kenapa ayah datang disaat yang tidak tepat, setelah 8 tahun tanpa kabar, setelah 8 tahun meninggalkanku...." menangis,,,ya, hanya menangis yang dapat ia lakukan. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun ia berdo'a agar ayahnya sadar,agar ayahnya kembali namun semua itu sia-sia.

Saat aku tak paham maksud Tuhan, aku memilih percaya
Saat aku tertekan karena kekecewaan, aku memilih bersyukur
Saat rencana hidupku berantakan, aku memilih berserah
Saat putus asa melingkupiku, aku memilih tetap maju

"non,ayo makan"kata pembantu gadis itu
"aku belum laper"
"non Nadiva nanti sakit kalo ngga mau makam" Dengan langkah gontai 'Nadiva' berjalan menuju meja makan
"bunda mana bi"
"nyonya belum pulang"
setelah mendengar jawaban pembantunya nafsu makan Nadiva kembali hilang. Nadiva hanya mengaduk-aduk nasinya saja tanpa ada niat untuj melahapnya.

"Tuhan kapan aku bahagia? Kapan aku bisa berkumpul dengan ayah dan bunda? Kenapa hanya hidupku yang seperti ini.......
Tuhan, berilah aku kebahagiaan,keceriaan,kesehatan, aku lelah hidup seperti ini.
Tuhan bantu aku..." Nadiva menangis kembali memikirkan yang tidak pernah terfikirkan. Hidup dalam kesendirian, berteman dengan pena dan buku.
Apakah ayahnya tau jika 20 detik yang ia berikan membuat Nadiva bertambah sakit, Nadiva yang memang sedang dalam--pengobatan--menjadi lebih sakit dari sebelumnya.
20 detik yang membuat ia tidak konsen belajar, 20 detik yang membuat ia harus mengenang kembali kisah masa lalu yang begitu pahit.
Mungkin itulah sebab Nadiva tidak mau mencari ataupun memiliki kekasih,ia takut kehilangan. Ini bukan salah siapa-siapa dan ini bukan keinginan siapa-siapa tapi inilah Takdir yang harus dijalani.


Hidup itu tidak ada kata akhir sebelum ia 'meninggal' seperti cerita ini yang tak tahu kapan kan berakhir, akankah sad ending atau happy ending?!! Entahlah.......!


THE END
0 Responses

Post a Comment