Akhirnya pohon bertahan
Ia tlah berhasil menjadi lemari
Mimpinya sudah menjadi nyata.
Tapii ada yang dirasa kurang
Sejak ia ditebang hingga hari ini semua sama
Hanya sebuah lemari dipojok rumah biasa
Ada rasa kecewa dalam hatinya
‘Untuk apa semua ini ? Kenapa tidak kau jadikan saja aku kayu
bakar, agar aku tidak perlu terus berjuang.’ Sang pohon berkata sinis pada
tuannya.
‘Aku sudah mewujudkan apa yang kamu inginkan.’ Ujar tuannya.
‘Tapi aku tidak mau lapuk dipojok rumah ini, pemilik rumah ini
sama sekali tidak mempedulikanku.’
Tuannya menghela napas dan tersenyum, ‘Kamu masih saja terus
mengeluh, meski sudah dapatkan mimpimu.’
‘Aku tak pernah bermimpi menjadi lemari yang seperti ini.’
Sang pohon merenung dalam diam, meratapi hidupnya sendiri.
Ia sudah pernah berbicara pada pemilik rumah,
Tapi sepertinya tidak ada yang peduli dengan ucapannya.
Hati pohon memanas
Ia sangat ingin keluar dari rumah ini
Sayangnya, ia tidak bisa keluar dengan kakinya sendiri
Lagi-lagi pohon harus menunggu sang waktu.
Pohon tau, ia tak akan berada dirumah itu selamanya
Akan ada waktu yang membawanya menjelajahi dunia
Meski sempat khawatir dengan tempat baru, yang mungkin tidak
jauh berbeda
Ia masih tetap berharap sebuah impian.
‘Aku akan bertahan sampai hari itu.’ Ujar pohon.
Tuannya mengernyit, ‘Setelah itu?’
‘Aku memang belum tau akan kemana nantinya. Tapi terus disini
bukan pilihan yang baik. Aku ingin menemukan dunia baru.’
Tuannya tertawa dan nyaris melarangnya.
Bagaimana bisa pohonnya ini akan pergi tapi tidak punya
tujuan.
Punya mimpi tapi tidak tau harus mulai darimana.
Sang pohon menerawang keatas langit.
Ia akan berusaha, ia akan bertahan, dan ia akan berjuang.
Ia percaya aka nada hal indah yang menantinya disuatu tempat.
----
Post a Comment