Apa yang sedang
engkau pikirkan duhai Indonesiaku?
Merah Putih
t’lah berkibar gagah menantang langit biru.
Namun tampaknya
semua ini belum membuatmu merasa lega
Masa depan
bangsa ini masih berkecamuk dalam bernakmu
Akankah kami
mampu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa ?
Atau justru
merusaknya hanya demi kepentingan pribadi saja ?
***
Diera milenial ini memiliki sosial
media seolah sudah menjadi kebutuhan pokok. Sehari tanpa mengecek sosial media
akan terasa bumi sudah berputar begitu cepat. Terlalu berlebihan memang, tapi
faktanya dizaman serba canggih ini segala informasi dibagikan dengan cepat.
Siapa yang tidak siap maka akan tertinggal dan tergilas perubahan.
Baru-baru ini Komisi Perlindungan
Anak Indonesia atau disebut KPAI mengkritisi Audisi dari Djarum Beasiswa
Bulutangkis. Audisi ini dikelompokan pada 2 kelompok U-11 (usia dibawah 11
tahun) dan U-13 (usia dibawah 13 tahun) . KPAI menganggap bahwa audisi tersebut
merupakan bentuk eksploitasi anak secara terselubung.
Perlu diketahui bahwa PB Djarum
sudah berusia 50tahun, yang artinya sudah melahirkan banyak legenda-legenda
Bulutangkis Indonesia. Kontan saja tindakan KPAI tersebut mendapat kecaman dari
banyak pihak, khususnya pecinta bulutangkis. Kekhawatiran pecinta bulutangkis
pun berdasar karena banyaknya atlet jebolan PB Djarum yang berprestasi. PB
Djarum pun dinilai sebagai salah satu klub yang paling loyal pada atletnya.