Di pinggiran jalan raya, deretan pohon angsana berjajar rapih
Ketika musim kemarau tiba, bunganya selalu gugur bersamaan
Menghiasi jalanan dengan warna kuning yang indah
Banyak orang berhenti di pinggiran jalan untuk mengabadikannya
Saat musim kemarau telah pergi pohon angsana seperti pohon biasa
Tiba-tiba tuannya menemukan tanaman angrek yang hampir mati
Tuannya menemui pohon angsana yang paling ujung
Ia berencana memindahkan anggrek itu pada si angsana ujung
Angsana ujung menolak, ia tidak yakin bisa berbagi nutrisi dengan tanaman lain
Tapi tuannya tetap memaksa dan angsana ujung tidak mampu berbuat apa-apa
Katanya angsana ujung adalah pohon yang batangnya paling bagus
Kayanya angsana ujung adalah pohon yang paling baik
Katanya angsana ujung adalah pohon yang paling jujur
Katanya angsana ujung adalah pohon yang paling aman
Angsana ujung berujar, haruskah ia berubah menjadi pohon yang jelek, pohon yang jahat, pohon yang pembohong, dan pohon yang paling tidak aman untuk menolaknya?
Kenapa menjadi baik justru melelahkan?
Angsana ujung tidak sebaik, sekuat, dan sesabar itu
Kadang ia juga lelah mendengar rengekan angrek sialan yang tidak ada habisnya
Kadang ia ingin menyerah dan memilih kalah
Kadang ia ingin pergi saja dari pinggiran jalan itu
Atau berharap ada orang yang menebangnya?
Anggrek ini bukan tanaman biasa
Anggrek ini sangat sangat teramat sangat merepotkan
Anggrek selalu merengek setiap waktu
Anggrek selalu complain setiap hari
Seolah angsana ujung tidak pernah benar dimata anggrek
Kadang angsana ujung ingin sekali berkata bahwa anggrek tidak tau diri
ia ditampung, diberi nutrisi, di tolong segalanya tapi masih selalu ingin menuntut ini dan itu
seakan-akan angsana ujung tidak melakukan apapun
angsana ujung mulai lelah, lelah hati dan lelah fisik
ingin rasanya ia buang saja si anggrek, dan lihat siapa yang mau menampungnya?
Tapi kata orang angsana ujung harus bersabar
Tapi katanya ini cobaan untuk angsana ujung
Angsana ujung sering bertanya-tanya, kenapa ini jadi cobaannya?
Anggrek bahkan bukan jenisnya, bukan indukannya
Bagaimana bisa orang-orang itu berkata demikian?
Angsana lain di pinggir jalan selalu bilang mereka akan menolongnya
Angsana lain bilang mereka tidak meninggalkan angsana ujung
Tapi anggrek berada tepat di depan mata angsana ujung
Setiap hari dalam 24 jam ia selalu melihat den mendengar rengekan anggrek
Rasanya angsana ujung hampir gila
Ia masih bertanya-tanya seberapa lama lagi semua ini terjadi
Seberapa lama lagi ia mampu berdiri
Semoga, semoga angsana ujung masih mampu bertahan.
Post a Comment