sukma w.
Nikmati aja hidup ini meski rasanya hampir seperti kopi pahit. sebab jika hanya kopi ini yang kita punya, apa kita harus menahan haus?

Lantas apakah kita harus menunggu uluran tangan seseorang, agar member kita setetes air. Bukankah itu menyedihkan?

Habiskan kopi panas ini sebelum ia dingin, sebab kopi ini ngga akan bisa kembali panas.



Aku ingat kala dulu sang pencipta memberiku kopi panas ini,
Semerbak wanginya membuatku ingin cepat-cepat menikmatinya,
Saat itu aku sangat bahagia,
Ku hirup aromanya dengan hati-hati,
Lalu ku seduh secara perlahan-lahan,
Awalnya semua terasa manis dan menyenangkan,
Namun setelah kopi itu tinggal separuh ada yang berubah,
Panasnya mulai menghilang, wanginya mulai habis, dan rasanya sudah tak semanis dulu,
Aku bimbang, apa kopi ini akan tetap ku habiskan?
Tapi jika ku habiskan rasanya terlalu menyesakkan,
Aku takut tak mampu menahan pahitnya,
Namun jika tidak ku minum, aku akan sangat merasa kehausan,
Kadang aku berharap ada orang yang mau memberiku setetes air,
Lalu aku mendengar sang pencipta berkata,
Bahwa kopi ini adalah takdirku dan pilihanku,
Aku bisa mengubahnya menjadi manis jika aku berusaha,
Dan aku bisa membuatnya panas kembali jika aku mau menerimanya,
Yang ku lakuakan cukup sederhana,
Meminum hingga tiga perempat cangkir,
Lalu kutambahkan lagi air panasnya.
Dan kopiku pun kembali panas :)
Memang butuh waktu untuk menikmatinya,
Serta butuh kesabaran dalam menghabiskannya,
Tak bisa dipungkiri, kadang aku berharap kopiku cepat habis
Agar aku bisa mendapatkan kopi yang baru,
Tapi ternyata tidak,
sebab kopi inilah yang kelak akan menentukan cangkir kita selanjutnya,
aku juga tidak ingin membuang kopi ini,
aku tidak ingin kopiku hilang dengan sia-sia,
karena itu akan akan terus menikmati kopi ini,
pahit, manis, inilah pilihanku,
penyesalan ngga akan merubah kopi ini ..

@dearestSukma
©sukmaGR34T



0 Responses

Post a Comment